Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PM Inggris Sebut Varian Baru Virus Korona Mungkin Lebih Mematikan

Nur Aivanni
23/1/2021 14:30
PM Inggris Sebut Varian Baru Virus Korona Mungkin Lebih Mematikan
Sejumlah warga berjalan tanpa masker di wilayah Liverpool, Inggris.(AFP/Oli Scarff )

PERDANA Menteri Inggris Boris Johnson, pada Jumat, mengatakan bahwa varian baru virus korona yang melanda Inggris dan sekitarnya dalam beberapa bulan terakhir mungkin lebih mematikan.

Kabar tersebut datang ketika Inggris melihat rekor kematian akibat covid-19, menyusul lonjakan kasus dan pasien rawat inap sejak varian baru tersebut pertama kali diidentifikasi di Inggris pada September.

Baca juga: WHO Pertegas Efektivitas Masker Cegah Covid-19

Varian tersebut juga telah menyebar ke lebih dari 60 negara - termasuk Tiongkok, tempat pandemi dimulai lebih dari setahun yang lalu - menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Selain menyebar lebih cepat, (varian baru) itu sekarang juga tampak bahwa ada beberapa bukti bahwa varian baru itu mungkin terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi," kata Johnson pada konferensi pers.

Dia menyalahkan varian tersebut untuk situasi suram yang melanda Inggris, di mana 1.401 kematian lainnya diumumkan pada Jumat, menjadikan jumlah keseluruhan menjadi 95.981. Itu merupakan jumlah kematian tertinggi di Eropa.

Kematian akibat virus telah meningkat 16 persen selama seminggu terakhir, sementara jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan covid-19 mendekati dua kali lipat dari jumlah yang terlihat selama hari-hari terburuk dari gelombang pertama pandemi pada April lalu.

Baca juga: Belajar Penanganan Covid-19 dari Jepang, Singapura, dan Nigeria

Kepala ilmuwan pemerintahan Patrick Vallance mengatakan varian baru itu bisa 30-40 persen lebih mematikan untuk beberapa kelompok usia, meskipun dia menekankan penilaian tersebut mengandalkan pada data yang jarang.

"Ada banyak ketidakpastian di sekitar angka-angka ini dan kami membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mendapatkan penanganan yang tepat, tetapi jelas itu menjadi perhatian," katanya. (AFP/OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya