Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Varian Delta Plus Belum Terbukti Lebih Ganas dan Menular

Atalya Puspa
15/11/2021 15:05
Varian Delta Plus Belum Terbukti Lebih Ganas dan Menular
WASPADA VARIAN BARU COVID-19: Petugas kesehatan membawa pasien ke ruangan IGD RS Khusus Ibu dan Anak, Bandung, Jawa Barat.(ANTARA/ Novrian Arbi)

KETUA Pokja Genetik FKKMK Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Gunadi mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa varian SARS-CoV-2 delta plus atau AY.4.3 lebih ganas dan lebih menular dari varian-varian sebelumnya.

“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi, Senin (15/11).

Hingga saat ini, imbuh dia, otoritas kesehatan Inggris juga baru menggolongkan varian AY.4.2 sebagai variant under investigation. Belum termasuk ke dalam variant of interest ataupun variant of concern yang merupakan golongan varian yang patut untuk diwaspadai.

Meski varian ini berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, menurutnya pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru. "Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” tegasnya.

Soal kenaikan lonjakan penularan kasus covid-19 di Inggris belakangan ini menurutnya belum tentu disebabkan oleh varian tersebut. Sebab, kenaikan penularan juga dipicu oleh longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan. "Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya prokes,” ujarnya.

Menurutnya, protokol kesehatan harus diperkuat dalam segala aktivitas kegiatan di masyarakat hingga tercapainya kekebalan komunal. Sepanjang Ccvid-19 belum terkendali dan imunitas kelompok belum terbentuk, prokes ketat dan pembatasan kegiatan warga tetap perlu diutamakan oleh pemerintah. “Kuncinya satu, prokes. Sampai kapan? sampai kekebalan komunal tercapai,” pungkasnya.

Terpisah, Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan, sejauh ini belum ditemukan subvarian virus koron Delta AY.4.2 atau yang dikenal sebagai varian Delta Plus di Indonesia. Hal itu berdasarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) virus SARS-COV-2 di Tanah Air.  "Lebih dari 8.500 WGS yang diteliti di Indonesia belum ditemukan varian delta plus," ucap Amin.

Kendati demikian, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan melaporkan, kasus Covid-19 dari varian baru covid-19 tercatat sebanyak 4.830 pada 13 November 2021. Semua jumlah tersebut terdiri dari varian Delta, Beta, dan Alpha yang tersebar di 34 provinsi.

Dari jumlah itu, kasus covid-19 dari varian Delta mendominasi yaitu sebanyak 4.732, lalu Alpha sebanyak 76, dan Beta 22. Kasus varian baru Covid-19 paling banyak ditemukan di DKI Jakarta sebanyak 1.327, disusul Jawa Barat 780, Kalimantan Timur 393, Jawa Tengah 310, dan Sulawesi Utara 186. Total kasus varian baru ini mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya. Baca juga: Luhut Sebut Varian Delta Plus 15 Persen Lebih Ganas daripada Varian Delta.

Pada 16 Oktober 2021, kasus varian baru di Indonesia berjumlah 4.115 yang tersebar di 33 provinsi Indonesia.  Berikut sebaran 4.830 kasus varian baru di Indonesia hingga 15 November 2021: Aceh: 54 Delta, Sumatra Utara: 150 Delta, 76 Alpha

Riau: 58 Delta, 1 Alpha. Sumatra Barat: 75 Delta, Kepulauan Riau: 52 Delta, 7 Alpha. Jambi: 195 Delta.  Bengkulu: 22 Delta Sumatra Selatan: 59 Delta, 1 Alpha. Bangka Belitung: 43 Delta. Lampung: 6 Delta, 1 Alpha. Banten: 29 Delta. DKI Jakarta: 1.278 Delta, 37 ALpha, 12 Beta.

Jawa Barat: 757 Delta, 20 Alpha, 3 Beta. Jawa Tengah: 309 Delta, 1 Alpha. Jawa Timur: 85 Delta, 6 Alpha, 4 Beta. DI Yogyakarta: 67 Delta. Bali: 134 Delta, 1 Alpha, 1 Beta. Nusa Tenggara Barat 66 Delta, Nusa Tenggara Timur 102 Delta Kalimantan Barat: 56 Delta. Kalimantan Tengah: 3 Delta, Kalimantan Utara: 70 Delta, Kalimantan Timur: 393 Delta.

Lalu Kalimantan Selatan: 126 Delta, 1 Alpha, Sulawesi Selatan: 24 Delta dan Sulawesi Barat: 40 Delta. Sulawesi Tenggara: 20 Delta Sulawesi Tengah: 66 Delta. Sulawesi Utara: 186 Delta, Gorontalo: 29 Delta dan Maluku Utara: 43 Delta, Maluku: 43 Delta, Papua Barat: 39 Delta serta Papua: 53 Delta.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya