Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi seruan yang meningkat dari dalam partainya sendiri untuk mundur. Kali ini, seruan tersebut datang dari salah satu senator Republik terkemuka Pat Toomey dari Pennsylvania.
"Perilaku itu keterlaluan dan harus ada pertanggungjawaban," seru Pat Toomey kepada CNN's State of the Union.
"Perilaku presiden setelah pemilu sangat berbeda dari perilakunya sebelum dia turun ke tingkat kegilaan dan terlibat dalam aktivitas yang benar-benar tidak terpikirkan dan tidak dapat dimaafkan," tuturnya.
Baca juga: Trump Terancam Pemakzulan Kedua
Pengunduran diri Trump, kata Toomey, adalah jalan terbaik ke depannya.
Toomey menjadi senator Republik kedua yang meminta Trump untuk mundur. Sebelumnya, Lisa Murkowski dari Alaska menjadi senator Republik pertama yang mendesak pengunduran diri Trump.
Dalam survei oleh ABC News dan Ipsos yang dipublikasikan, Minggu (10/1), 56% responden mengatakan Trump harus dicopot sebelum 20 Januari. Angka yang lebih tinggi, 67%, menganggap Trump bertanggung jawab atas kekerasan di Capitol AS.
Trump tetap berada di Gedung Putih pada Minggu (10/1), diam tanpa akun Twitter-nya dan bahkan terisolasi dari Wakil Presiden Mike Pence, menurut laporan.
Demokrat mengatakan sekitar 200 anggota parlemen mereka telah mendukung pemakzulan terhadap Trump, dengan pemungutan suara di DPR mungkin dilakukan awal pekan ini.
Tetapi, persidangan di Senat mungkin akan tertunda selama berbulan-bulan untuk membantu Biden menangani masalah mendesak bangsa tanpa hambatan.
Biro Investigasi Federal (FBI) dan otoritas lainnya terus mencari pendukung Trump yang menyerbu Capitol pada Rabu (6/1), setelah berulang kali klaim palsu presiden bahwa ia kalah dari Biden karena adanya kecurangan. Puluhan orang telah ditangkap. (The Guardian/AFP/OL-1)
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Otoritas federal AS resmi membuka penyelidikan terhadap mantan jaksa khusus Jack Smith, terkait dugaan pelanggaran etika pemilu.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump kembali mengecam keras tindakan militer Rusia di Ukraina.
KETEGANGAN antara Amerika Serikat dan Rusia kembali meningkat dipicu oleh saling serang antara Presiden AS Donald Trump dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di media sosial.
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengatakan negaranya tidak mungkin sepakat mengakhiri perang dengan Thailand tanpa kontribusi Donald Trump,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved