Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Rusia Akui Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi Ketiga di Dunia

Atikah Ishmah Winahyu
29/12/2020 10:28
Rusia Akui Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi Ketiga di Dunia
Warga Rusia menggunakan masker untuk cegah paparan covid-19(AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV )

RUSIA mengungkapkan jumlah kematian akibat covid-19 di negaranya tiga kali lebih tinggi dibandingkan yang dilaporkan sebelumnya. Jumlah tersebut menjadikan Rusia memiliki angka kematian terbesar ketiga di dunia.

Selama berbulan-bulan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah bicara tentang rendahnya tingkat kematian akibat virus tersebut. Bahkan awal bulan ini dia mengatakan pemerintah telah melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengelola pandemi daripada negara-negara Barat.

Tetapi sejak awal pandemi, beberapa pakar di Rusia mengatakan pemerintah mengecilkan angka wabah di negara itu.

Pada Senin (28/12), pejabat Rusia akhirnya mengakui bahwa itu benar. Badan Statistik Rosstat mengatakan jumlah kematian dari semua penyebab yang tercatat antara Januari-November 2020 telah meningkat 229.700 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Lebih dari 81% peningkatan kematian selama periode ini disebabkan oleh covid," kata Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova.

Hal ini menunjukkan lebih dari 186.000 warga Rusia telah meninggal karena covid-19.

Baca juga: Rusia Klaim Sputnik V Manjur Hadapi Covid-19

Pejabat kesehatan Rusia telah mencatat lebih dari 3 juta kasus covid-19 sejak dimulainya pandemi, menempatkan negara itu di urutan keempat tertinggi di dunia. Tetapi mereka hanya melaporkan 55.265 kematian, jauh lebih rendah daripada di negara lain yang terkena dampak parah.

Rusia telah dikritik karena hanya mencantumkan kematian covid di mana otopsi mengonfirmasi virus adalah penyebab utamanya.

Ahli demografi yang meninggalkan Rosstat pada Juli, Alexei Raksha, mengatakan Kementerian Kesehatan Rusia dan Kementerian Kesehatan Konsumen memalsukan angka virus korona.

Angka baru Rosstat menunjukkan Rusia sekarang memiliki jumlah kematian covid-19 tertinggi ketiga di dunia setelah AS dengan 333.140 dan Brasil dengan 191.139 kasus menurut hitungan AFP.

Otoritas Rusia menentang penerapan kembali lockdown nasional. Hal itu untuk menopang ekonomi yang sedang berjuang, bahkan ketika negara itu dilanda gelombang infeksi kedua.

Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi akan menyusut sebesar 3,9% tahun ini, sementara Bank Sentral memperkirakan penurunan yang lebih dalam.

Selama konferensi pers akhir tahun yang digelar awal bulan ini, Putin menolak gagasan untuk memberlakukan jenis lockdown yang dilakukan banyak negara Eropa menjelang liburan Natal.

“Kalau mengikuti aturan dan tuntutan regulator kesehatan, maka tidak perlu dilakukan lockdown,” ujarnya.

Meski upaya ketat telah diberlakukan di beberapa kota besar, pihak berwenang di banyak wilayah memiliki aturan terbatas untuk mengenakan masker di ruang publik dan mengurangi pertemuan massal.

Tetapi banyak orang Rusia yang mengabaikan aturan jarak sosial dan dalam beberapa minggu terakhir wabah di negara itu telah membanjiri rumah sakit yang kurang memadai di wilayah tersebut.

Rusia justru menggantungkan harapannya untuk mengatasi wabah dengan memvaksinasi masyarakat menggunakan vaksin Sputnik V.

Negara itu meluncurkan program vaksinasi massal awal bulan ini. Kelompok pertama yang mendapatkan vaksin adalah pekerja berisiko tinggi berusia 18-60 tahun tanpa penyakit kronis.

Selama akhir pekan, mereka yang berusia di atas 60 tahun mendapat lampu hijau untuk menerima suntikan.

Pada hari Senin, pengembang Sputnik V, pusat penelitian Gamaleya yang dikelola pemerintah, mengatakan sekitar 700 ribu dosis sejauh ini telah dirilis untuk penggunaan rumah tangga.

Namun, Rusia belum mengatakan berapa banyak orang yang telah divaksinasi sejauh ini. Menurut survei terbaru oleh perusahaan pemungutan suara milik negara VCIOM dan lembaga pemungutan suara Levada, hanya 38% orang Rusia yang berencana untuk mendapatkan suntikan.(The Guardian/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik