Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pertemuan Langka Yordania-Israel Bahas Negara Palestina

Mediaindonesia.com
04/12/2020 21:16
Pertemuan Langka Yordania-Israel Bahas Negara Palestina
.(AFP/Menahem Kahana dan Khalil Mazraawi)

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengadakan pertemuan langka dengan mitranya dari Israel untuk mendesak dimulainya kembali negosiasi yang macet antara Palestina dan negara Yahudi.

Pertemuan pada Kamis (3/12) terjadi beberapa hari setelah pemimpin Otoritas Palestina Mahmud Abbas mengunjungi Yordania sebagai bagian dari tur Arab untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat bulan lalu.

Selama pertemuan di Jembatan Raja Hussein (Allenby) yang melintasi antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki Israel, Safadi mengatakan pembentukan negara Palestina merdeka merupakan kunci untuk mengakhiri konflik dengan Israel.

"Tidak ada alternatif untuk solusi dua negara antara Israel dan Palestina," katanya kepada Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi dikutip oleh kantor berita resmi Petra.

“Perlu kembali ke meja perundingan sesuai hukum internasional untuk mencari solusi nyata untuk mencapai perdamaian yang berkeadilan,” kata Safadi.

Pada Jumat, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz meminta Palestina untuk kembali ke meja perundingan. Ini disampaikannya dalam pernyataan video yang berbicara kepada rakyat Palestina dan kepemimpinan mereka.

"Timur Tengah sedang berubah. Adalah kepentingan Anda untuk kembali bernegosiasi," kata Gantz dalam pernyataan yang di-posting online dengan teks bahasa Arab.

"Jangan tinggal di masa lalu," katanya sambil berjanji untuk mempromosikan proyek-proyek besar di Jalur Gaza yang diblokade Israel.

Pertemuan Kamis merupakan yang pertama dengan Yordania secara resmi dilaporkan antara Safadi dan Ashkenazi sejak yang terakhir mantan kepala staf militer tersebut menjadi menteri luar negeri pada Mei. Yordania dan Israel telah terikat oleh perjanjian damai sejak 1994, tetapi hubungan antara kedua tetangga itu sering tegang.

Safadi mengatakan bahwa melanjutkan pembicaraan Israel-Palestina sekarang merupakan waktu yang tepat. "Apalagi ada keputusan Otoritas Palestina untuk melanjutkan kerja sama keamanan dengan Israel."

Palestina mengumumkan bulan lalu bahwa mereka memulihkan koordinasi yang telah mereka hentikan pada Mei karena rencana Israel untuk mencaplok sebagian Tepi Barat. Israel menunda rencana pencaplokannya sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab yang diumumkan pada Agustus.

Abbas mengadakan pembicaraan di Yordania pekan lalu dengan Raja Abdullah II menjelang kunjungan ke Mesir. Ia bertemu secara terpisah dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.

Selama tur, para pemimpin Arab meningkatkan upaya internasional untuk solusi konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara.

Pembicaraan antara Israel dan Palestina telah dibekukan sejak 2014. Rencana perdamaian Amerika Serikat yang diumumkan pada Januari lalu telah disambut baik oleh Israel tetapi ditolak mentah-mentah oleh Palestina karena bias.

Rencana tersebut merupakan salah satu langkah yang didorong oleh Presiden Donald Trump--termasuk pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi--telah membuat marah Palestina.

Palestina, yang ingin mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya, memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump. Sekarang Palestina berharap untuk membangun hubungan dengan tim Biden yang akan datang. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik