Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN antariksa Beijing mengungkapkan misi Tiongkok yang dikirim untuk membawa serpihan dari Bulan telah berhasil mendarat. Ini merupakan peluncuran misi pertama dalam empat dekade terakhir.
Tiongkok telah menggelontorkan miliaran dolar untuk program luar angkasa yang dikelola militer, dengan harapan pada 2022 mendatang akan memiliki stasiun luar angkasa berawak dan dapat mengirim manusia ke bulan.
Tujuan dari misi terbaru ini adalah mengumpulkan batuan dan tanah di Bulan untuk membantu para ilmuan mempelajari tentang asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.
Baca juga: Deforestasi Amazon Naik di Era Bolsonaro
“Pesawat ruang angkasa Chang'e-5 mendarat di sisi dekat Bulan pada Selasa (1/12) malam,” kata kantor media pemerintah Xinhua yang mengutip Administrasi Luar Angkasa Nasional China.
Jika perjalanan pulang berhasil, Tiongkok akan menjadi negara ketiga yang telah mengambil sampel dari Bulan, setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet pada tahun 60-an dan 70-an.
“Pesawat itu memasuki orbit bulan pada Sabtu (28/11) setelah menempuh perjalanan 112 jam dari Bumi, setelah sebuah roket membawanya ke luar angkasa dari Provinsi Hainan, pekan lalu,” lanjut Xinhua.
Pesawat itu akan mengumpulkan 2 kilogram material permukaan di area yang sebelumnya belum dijelajahi yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum (Ocean of Storms), yang terdiri dari dataran lava yang luas. Proses ini akan berlangsung selama satu hari di Bulan atau setara dengan sekitar 14 hari Bumi.
NASA menuturkan, sampel dari Bulan itu kemudian akan dikembalikan ke bumi dalam kapsul yang diprogram untuk mendarat di wilayah Mongolia bulan ini.
“Misi tersebut secara teknis menantang dan melibatkan beberapa inovasi yang tidak terlihat dalam upaya mengumpulkan batuan Bulan sebelumnya,” kata peneliti Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Jonathan McDowell, bulan lalu.
Di bawah Presiden Xi Jinping, rencana untuk mewujudkan ‘impian luar angkasa’ telah menjadi berlebihan. Negara adidaya baru ini ingin mengejar ketertinggalan dengan AS dan Rusia setelah bertahun-tahun terlambat mencocokkan pencapaian luar angkasa mereka.
Sebuah penjelajah Bulan Tiongkok mendarat di sisi terjauh Bulan pada Januari 2019 secara global untuk yang pertama kali dan mendorong aspirasi Beijing untuk menjadi negara adidaya luar angkasa.
Penyelidikan terbaru di antaranya termasuk terkait serangkaian target ambisius yang ditetapkan Beijing, menciptakan roket kuat yang mampu mengirimkan muatan lebih berat daripada yang dapat ditangani NASA dan perusahaan roket swasta SpaceX, serta mewujudkan pangkalan bulan dan stasiun luar angkasa berawak permanen. Astronot dan ilmuwan Tiongkok juga telah membahas misi berawak ke Mars. (The Guardian/OL-1)
Manusia telah menciptakan bangunan-bangunan menakjubkan, dan beberapa di antaranya bahkan dapat terlihat dari luar angkasa. Lalu, bangunan apa saja yang dimaksud? Berikut kami rangkum.
Menurut NASA, tugas utama misi ini untuk mengebor sedalam 2 meter di bawah permukaan bulan dan mengumpulkan sekitar 2 kilogram batuan serta puing-puing lainnya untuk dibawa kembali ke bumi.
“Kapsul yang membawa sampel yang dikumpulkan pesawat luar angkasa Chang'e-5 mendarat di wilayah Mongolia, utara Tiongkok.”
Masalah datang setelah Starship membalikkan hidungnya ke atas lagi untuk memulai urutan pendaratannya.
Pesawat luar angkasa yang diluncurkan pada Juli lalu diperkirakan akan memasuki orbit Mars pada 10 Februari mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved