Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DI tengah gejolak pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS), Indonesia perlu memperhatikan posisi dalam Dewan Keamanan Nasional AS (NSC).
Pandangan itu diutarakan Ketua Pusat Kajian Wilayah Amerika UI Suzie Sudarman. Dalam hal ini, jika kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS.
"Biasanya, seorang presiden yang tidak memiliki hubungan khusus dengan sebuah negara, perlu kita perhatikan expert yang akan diangkat di NSC. Apakah expert NSC itu nantinya cinta Indonesia, atau kebetulan yang dipilih akademisi ugal-ugalan," ujar Suzie dalam diskusi virtual, Sabtu (7/11).
Baca juga: Pengusaha Indonesia Ingin Biden Menang Pilpres AS
Apabila ahli NCS yang dipilih Biden tidak bersimpati pada Indonesia, hal itu jelas tidak menguntungkan bagi bangsa ini. "Jadi yang harus sangat diperhatikan Kemlu RI ialah siapa yang akan dipilih dalam NSC," pungkasnya.
Mengingat, posisi NSC memiliki peran strategis untuk memberikan masukan kepada presiden AS. Jika pemimpin Negeri Paman Sam tidak kenal dengan Indonesia, bisa saja dia mendapat berbagai masukan yang tidak sesuai.
"Kalangan Demokrat sekarang berkembang menjadi kalangan yang progresif banget. Indonesia perlu membuat rambu-rambu agar progresivitas itu tidak membahayakan Indonesia,” kata Suzie.(OL-11)
Sebelum Indonesia, Vietnam menjadi ukuran keberhasilan negosiasi dengan pemeritnah Amerika Serikat.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Brussel, Belgia, mendampingi Presiden Prabowo Subianto bertemu pimpinan tertinggi Uni Eropa untuk mempercepat IEU-CEPA
Keputusan tarif tersebut telah dirancang jauh sebelum Indonesia secara resmi diterima sebagai anggota penuh BRICS.
Donald Trump pada hari Kamis (10/7) menyatakan rencananya untuk menetapkan tarif menyeluruh sebesar 15% atau 20% untuk sebagian besar negara mitra dagang.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menaikkan tarif impor terhadap barang dari 22 negara.
INDONESIA tengah berada di bawah ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved