Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Indonesia Panggil Dubes Prancis dan Kecam Pernyataan Macron

Mediaindonesia.com
28/10/2020 20:51
Indonesia Panggil Dubes Prancis dan Kecam Pernyataan Macron
.(AFP/Ahmad Gharabli)

PEMERINTAH Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis Olivier Chambard untuk meminta penjelasan mengenai pernyataan Presiden Macron. Indonesia juga telah menyampaikan secara langsung kecaman terhadap Pemerintah Prancis mengenai isi pidato tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah saat dihubungi di Jakarta, Rabu (28/10), mengatakan itu saat dihubungi lewat pesan singkat oleh Antara. "Pemanggilan Dubes (Chambard) dan penyampaian secara langsung kecaman Indonesia merupakan penegasan posisi Indonesia untuk diketahui pihak Prancis," kata Faizasyah

Ia menjelaskan pemerintah Indonesia keberatan terhadap pernyataan Presiden Macron yang mengindikasikan ada kaitan antara agama dan tindakan terorisme. "(Tindakan yang) mengaitkan agama apapun--dalam hal ini Islam--dengan tindakan terorisme tidakkah bisa dibenarkan dan sungguh menyakitkan bagi pemeluk agama tersebut," kata Faizasyah menjelaskan sikap Pemerintah Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar dunia.

Tidak hanya Indonesia, beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Turki, Arab Saudi, Iran, Bangladesh, Palestina, dan Pakistan juga mengecam pernyataan Macron.

Presiden Macron pada 2 Oktober 2020 menyampaikan pidato di hadapan anggota dewan, kepala daerah, dan perwakilan kelompok masyarakat sipil, terkait pentingnya mempertahankan nilai-nilai mendasar di Prancis. Ia turut menyampaikan beberapa pernyataan terkait Islam dan radikalisme.

Berselang beberapa pekan kemudian dan setelah kematian Samuel Paty, seorang guru di Prancis, Presiden Macron kembali menegaskan pemerintah bersama rakyat Prancis akan terus mempertahankan nilai-nilai kebebasan yang menjadi dasar terbentuknya republik. Lewat pidatonya yang disampaikan di Les Mureaux, Macron menyebut ancaman masyarakat Prancis yaitu Islam separatis.

Istilah itu, menurut Macron, merujuk pada sekelompok penganut Islam ekstremis/fanatik yang melenceng dari nilai-nilai republik. Ia menyebutkan otoritas keamanan di Prancis telah mengawasi hampir 170 orang yang dicurigai akan terlibat aksi teror. "Kami tahu 70 orang dari kelompok itu telah pergi ke Suriah," katanya.

Setelah kematian Paty, Macron mengatakan, "Kami akan terus bertahan, Profesor (merujuk ke Samuel Paty). Kami akan terus berjuang untuk kebebasan. Kamu telah menjadi wajah perjuangan mempertahankan republik," kata Macron lewat unggahannya di Twitter pada 22 Oktober 2020.

Samuel Paty merupakan seorang guru di Prancis yang tewas dipenggal kepalanya oleh Abdoullakh Abouyedovich Anzorov, di Conflans-Sainte-Honorine, daerah di luar Kota Paris pada 16 Oktober 2020. Sebelum tewas, Paty sempat menunjukkan karikatur Nabi Muhammad yang kembali diterbitkan oleh Charlie Hebdo, bulan lalu.

Dari rangkaian peristiwa itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) lewat pernyataan tertulisnya bulan ini menyesalkan pernyataan yang berpotensi memecahkan persatuan antara Prancis dan umat Islam dunia. OKI menyebutkan seluruh pihak seharusnya bersama-sama meninjau kembali kebijakan diskriminatif terhadap Muslim dan menghindari aksi-aksi provokatif yang dapat melukai perasaan lebih dari satu miliar pemeluk Islam di dunia. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik