Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HAMAS membebaskan aktivis Palestina yang ditangkap pada April lalu. Aktivis tersebut dianggap melanggar aturan karena menyelenggarakan konferensi video dengan pegiat sayap kiri Israel.
Pendiri Komite Pemuda Gaza, Rami Aman, ditangkap bersama beberapa orang lain setelah konferensi virtual dengan puluhan aktivis Israel. Ini melanggar larangan Hamas untuk berkomunikasi dengan Israel.
"Rami Aman dan dua aktivis lain dibebaskan pada Senin," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Gaza, Iyad al-Bazam, kepada AFP, Selasa (27/10). Hamas merupakan kelompok Islam yang mengontrol Jalur Gaza.
Hamas menuduh Aman, 39, berkhianat dengan mempromosikan normalisasi hubungan dengan Israel. Pengadilan Gaza menjatuhkan hukuman baginya satu tahun penjara.
Dua lain yang dibebaskan, berusia 25 dan 32, diidentifikasi hanya dengan inisial. Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, kelompok itu dinyatakan bersalah karena melemahkan semangat revolusi.
Kelompok tersebut telah berpartisipasi dalam serangkaian diskusi bertajuk Skype dengan musuh Anda. Para peserta berbicara tentang kehidupan sehari-hari mereka dan mengungkapkan harapan untuk kepemimpinan yang lebih baik bagi orang Israel dan Palestina.
Pembebasan itu menyusul pengaduan yang diajukan ke Kelompok Kerja PBB untuk Penahanan Sewenang-wenang pada bulan lalu oleh koalisi 70 kelompok masyarakat sipil. Mereka menuntut pembebasan Aman dengan segera.
Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel dan sebagian besar negara Barat, menguasai Gaza dalam perang saudara pada 2007.
Sejak itu, negara Yahudi itu melakukan tiga kali perang yang menghancurkan di Gaza sambil mempertahankan blokade yang melumpuhkan di jalur pantai. Alasannya, mereka harus mengisolasi Hamas. (OL-14)
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved