Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Amerika Beri Sanksi Baru untuk Lima Entitas Iran

Wisnu AS
23/10/2020 19:09
Amerika Beri Sanksi Baru untuk Lima Entitas Iran
.(AFP/Atta Kenare)

AMERIKA Serikat memberikan sanksi baru kepada lima entitas Iran. Ini disebabkan upaya berani mereka untuk mengganggu pemilihan AS.

Setelah intelijen AS menuding Iran dan Rusia, kali ini Departemen Keuangan AS, Kamis (22/10), menuduh sejumlah kelompok Iran berusaha menyebarkan disinformasi dan perpecahan menjelang pemungutan suara 3 November.

Departemen Keuangan memberlakukan sanksi baru terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Pasukan IRGC-Quds, Institut Bayan Rasaneh Gostar, Persatuan Radio dan Televisi Islam Iran, serta Persatuan Media Virtual Internasional.

"Kelompok-kelompok itu telah bekerja untuk menyebarkan perselisihan di antara penduduk yang memberikan suara dengan menyebarkan disinformasi online dan melaksanakan operasi pengaruh jahat yang bertujuan menyesatkan pemilih AS," kata Departemen Keuangan.

Bayan Gostar, yang oleh Departemen Keuangan disebut sebagai kompi depan Pasukan IRGC-Quds untuk propaganda, memimpin kegiatan tersebut.

Menjelang pemilihan, "Personel Bayan Gostar berencana untuk mempengaruhi pemilihan dengan mengeksploitasi masalah sosial di Amerika Serikat, termasuk pandemi covid-19 dan merendahkan tokoh politik AS," katanya.

Baru-baru ini pada musim panas 2020, imbuhnya, Bayan Gostar bersiap untuk melakukan serangkaian operasi pengaruh yang diarahkan kepada penduduk AS menjelang pemilihan presiden. Kedua kelompok media itu merupakan bagian dari operasi itu.

Departemen Keuangan tidak memberikan rincian spesifik tentang yang telah dilakukan Iran. Tapi, perusahaan media sosial AS telah memblokir akun dan postingan yang mereka tentukan menjadi bagian dari upaya pengaruh yang didukung pemerintah Iran terkait dengan pemilihan dan masalah sosial.

Sanksi, yang melarang entitas Amerika dan AS melakukan bisnis dengan kelompok-kelompok Iran, kemungkinan memiliki dampak nyata yang kecil. Pasalnya Pasukan IRGC dan IRGC-Quds sudah dikenakan sanksi.

Pengumuman itu datang satu hari setelah Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe menyebut Iran di balik e-mail baru-baru ini kepada para pemilih AS yang mengancam mereka karena mendukung Presiden Donald Trump dan Partai Republiknya.

Email tersebut tampaknya dikirim oleh kelompok milisi sayap kanan AS, Proud Boys, tetapi Ratcliffe mengatakan Iran mendukung mereka.

Trump memicu kontroversi dalam debat pertamanya dengan lawan Demokratnya, Joe Biden, dengan mengelak terkait dia mengutuk Proud Boys atau tidak.

Iran memanggil duta besar Swiss, yang mewakili kepentingan AS di Teheran tanpa adanya hubungan diplomatik, untuk menyangkal tuduhan palsu dan kikuk.

"Otoritas AS telah mengajukan klaim tak berdasar di ambang pemilihan negara itu sehingga mereka akan mengajukan skenario mereka bahwa pemilu tidak demokratis dan telah ditentukan sebelumnya dengan mengalihkan kesalahan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dalam pernyataan.

Tuduhan terhadap Iran muncul setelah kekhawatiran lama AS tentang peran Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakui mendukung Trump dalam pemilihan 2016.

Penyelidikan oleh mantan Kepala FBI Robert Mueller menemukan bukti bahwa rekan-rekan Trump bekerja sama dengan Moskow. Tapi dia mengatakan tidak memiliki cukup uang untuk mengajukan tuntutan konspirasi.

Trump telah berulang kali menyuarakan kemarahan atas tipuan Rusia itu. Ia menggambarkan hal itu sebagai cara untuk mendiskreditkan kemenangan pemilihannya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya