Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ribuan Orang Israel Bergabung dalam Protes Anti-Netanyahu

Haufan Hasyim Salengke
09/8/2020 06:53
Ribuan Orang Israel Bergabung dalam Protes Anti-Netanyahu
Aksi demonstrasi anti-Netanyahu di Jerusalem.(AFP/Ahmad GHARABLI )

RIBUAN demonstran sekali lagi memenuhi jalan-jalan di dekat kediaman resmi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ini merupakan unjuk kekuatan baru dalam protes berminggu-minggu yang menyerukan pengunduran diri Netanyahu.

Para pengunjuk rasa marah terhadap penanganan pemerintah atas krisis covid-19 dan mengatakan Netanyahu tidak boleh tetap menjabat saat diadili atas tuduhan korupsi.

Di Jerusalem tengah, Sabtu (8/8) malam, pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel, meniup terompet, dan meneriakkan slogan-slogan anti-Netanyahu.

Baca juga: Demonstran di Libanon Serbu Gedung-Gedung Pemerintah

Beberapa orang memegang poster yang bertuliskan "Perdana Menteri Kriminal".

Mereka juga berpakaian bak pengunjung dari luar angkasa untuk mengejek komentar putra Netanyahu, Yair, yang menyebabkan keributan publik karena dia mendeskripsikan para demonstran sebagai 'alien'.

Harry Fawcett dari Al Jazeera, melaporkan dari unjuk rasa di Jerusalem, menggambarkan aksi protes sebagai unjuk rasa substansial dan sangat ramai.

"Sekali lagi, tampaknya sangat didominasi oleh politik kiri Israel. Kami melihat bendera hitam dari gerakan prodemokrasi, anti-Netanyahu, dan lainnya yang telah lama memprotes jabatan perdana menteri mengatakan dia harus mundur karena fakta bahwa dia sedang diadili," lapornya.

Meskipun Netanyahu telah mencoba meremehkan aksi protes tersebut, unjuk rasa itu adalah yang terbesar sejak protes meletus pada 2011 terhadap biaya hidup yang tinggi di negara itu.

Setelah bergerak cepat untuk menahan penyebaran covid-19 awal tahun ini, para kritikus percaya Israel membuka kembali ekonominya terlalu cepat.

Negara itu sekarang menghadapi lonjakan infeksi--kasus yang dikonfirmasi telah melampaui 82.000, termasuk 592 kematian--sementara pengangguran melonjak hingga lebih dari 20%.

Para pekerja mandiri, yang bisnisnya dirugikan di tengah kejatuhan ekonomi akibat pandemi, juga bergabung dalam aksi protes terbaru. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya