Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
RIBUAN pengunjuk rasa di Bangkok, yang didominasi oleh pemuda dan mahasiswa, menggelar aksi di Monumen Demokrasi Bangkok. Demonstrasi itu diperkirakan menjadi yang terbesar sejak 2014 yang kala itu dibekini Prayut Chan-O-Cha yang kini menjabat Perdana Menteri.
Demonstran yang sebagian besar mengenakan pakaian hitam itu menggelar aksi hingga malam hari. Mereka menyanyikan lagu-lagu rap anti-pemerintahan dan mengusung poster yang mengecam kepemimpinan PM Prayut, serta meminta dihapuskannya pasal soal pencemaran nama baik kerajaan dalam KUHP Thailand.
"Pemerintah tidak peduli dengan kami, jadi lebih baik turun ke jalan atau kalah," kata pelajar berusia 18 tahun yang mengaku bernama Sang.
Ekonomi Thailand saat ini terjun bebas akibat pandemi Covid-19, membuat banyak sektor bisnis harus gulung tikar dan lapangan pekerjaan menyempit. Dampaknya, pelajar dan mahasiswa yang akan lulus September nanti diperkirakan kesulitan mendapat pekerjaan dan memenuhi kebutuhan hidup.
"UU hanya melindungi yang kaya dan rakyat dibiarkan tak punya apa-apa," imbuh Sang.
Baca juga : Serangan Militer Azerbaijan di Perbatasan Armenia
Dalam poster yang dibawa demonstran, tertulis juga "End 112", yang merujuk pasal soal pencemaran nama baik kerajaan di KUHP Thailand. Dalam sistem hukum Thailand, penghinaan terhadap kerajaan dapat berujung pada hukuman yang berat.
Rekan Sang yang mengaku bernama Mee mengatakan, kaum muda Thailand harus turun ke jalan, karena mereka kini sudah tidak punya apa-apa lagi.
Demonstrasi yang berlangsung sampai malam itu dimeriahkan oleh lampu kilat ponsel yang dinyalakan serentak pada malam hari untuk menyorot orator dalam demonstrasi. Kepolisian Thailand sebelumnya juga mencoba menghadang demonstraan menuju ke Monumen Demokrasi Thailand yang tetiba dipenuhi pot tanaman di sekeliling monumen untuk menghalangi demonstrasi.
Demonstrasi yang mengecam para purnawirawan militer yang menguasai Thailand itu digerakkan lewat media sosial dan meniru gerakan aktivis pro-demokrasi Hong Kong. Baju hitam yang digunakan demonstran di Thaiand bahkan diakui sebagian dipinjamkan oleh aktivis Hong Kong. (AFP/OL-7)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved