Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

WHO: AS Masih Jadi Pusat Infeksi Covid-19

Haufan Hasyim Salengke
14/7/2020 10:47
WHO: AS Masih Jadi Pusat Infeksi Covid-19
Sejumlah warga mengantre untuk mengikuti tes covid-19 di Los Angeles, California, Amerika Serikat.(AFP/Frederic J BROWN)

BANYAK negara Eropa dan di wilayah lain telah menunjukkan keberhasilan mengendalikan penyebaran wabah covid-19. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan negara-negara di kawasan Amerika dengan lebih dari 50% kasus, masih menjadi pusat global

Berbicara di webinar tiga kali seminggu, Senin (13/7), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan semua negara berisiko terkena pandemi virus korona baru dan banyak negara kehilangan capaian.

Tidak semua negara terpengaruh dengan cara yang sama, kata Tedros, sambil memperingatkan para pemimpin pemerintah agar tidak mengeluarkan pesan-pesan yang membingungkan atau campur aduk.

"Jika dasar-dasarnya tidak diikuti, hanya ada satu cara pandemi ini akan pergi. Ini akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk dan lebih buruk."

Baca juga: WHO Tuding Banyak Negara Lakukan Kesalahan dalam Hadapi Covid-19

Tedros juga mengatakan, 230 ribu kasus baru covid-19 dilaporkan di seluruh dunia kepada WHO dan hampir 80% dari infeksi tersebut dilaporkan hanya dari 10 negara, dan 50% berasal dari hanya dua negara.

"Meskipun jumlah kematian harian relatif stabil, ada banyak yang harus dikhawatirkan," ia menekankan.

Negara-negara di Eropa dan tempat lain telah menunjukkan ada kemungkinan mengendalikan wabah besar dan para pemimpin di sana membuka kegiatan masyarakat mereka, kata Tedros.

“Mereka melakukan ini berdasarkan data, langkah demi langkah, dengan pendekatan kesehatan masyarakat yang komprehensif, didukung oleh tenaga kesehatan yang kuat dan keterlibatan masyarakat," tambahnya.

Dia mengatakan, bagaimanapun, ada juga tanda-tanda kenaikan berbahaya kasus covid-19 di beberapa negara, dan bangsal rumah sakit terisi lagi,

Meskipun dia tidak merujuk ke negara tertentu, Johns Hopkins University yang berbasis di Amerika Serikat (AS) telah melaporkan 61.352 kasus baru dan 685 kematian terkait virus lebih lanjut di AS pada Sabtu (11/7) lalu--kenaikan serius dalam hal infeksi dan kematian.

"Tampaknya banyak negara kehilangan keuntungan karena tindakan yang terbukti mengurangi risiko tidak diterapkan atau diikuti,” kata Tedros. "Kami melihat masalah itu di seluruh kawasan Amerika, Asia Selatan, dan beberapa negara di Afrika."

Dia mencatat episentrum virus tetap di AS, tempat lebih dari 50% kasus di dunia telah dicatat.

"Saya ingin blak-blakan, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah," kata Tedros.

Virus tetap musuh publik nomor satu, tetapi tindakan banyak pemerintah tidak mencerminkan hal ini.

"Satu-satunya tujuan virus adalah mencari orang untuk diinfeksi,” kata dia.

"Pesan beragam dari para pemimpin merusak unsur paling penting dari respons apa pun: kepercayaan," kata kepala WHO itu, seraya menambahkan pemerintah perlu berkomunikasi secara jelas dengan warga mereka dan menggelar strategi komprehensif yang berfokus pada menekan transmisi dan menyelamatkan nyawa.

Pandemi covid-19 telah merenggut lebih dari 570.300 nyawa di 188 negara dan wilayah sejak pertama kali muncul di Tiongkok Desember lalu.

Hampir 13 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di seluruh dunia sejauh ini, dengan angka kesembuhan melebihi 7,15 juta, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya