Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Gara-Gara Blunder, Trump Berencana Hentikan Briefing Harian

Basuki Eka Purnama
26/4/2020 13:15
Gara-Gara Blunder, Trump Berencana Hentikan Briefing Harian
Presiden Amerika Serikat Donald Trump(AFP/Olivier DOULIERY)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Sabtu (25/4), mencicit dirinya kemungkinan tidak akan lagi melakukan briefing harian covid-19, dua hari setelah memancing kecaman setelah menyarankan agar pasien virus korona disuntik disinfektan untuk mematikan virus itu.

Trump tampaknya mengonfirmasi pernyataan media yang mengatakan orang nomor satu 'Negeri Paman Sam' itu berencana menghentikan briefing yang selama ini mendominasi siaran televisi AS pada sore hari karena mrasa frustasi penangannya dipernyatakan oleh media.

"Apa gunanya konferensi pers di Gedung Putih jika media massa (Trump menyebutnya lamestream media) hanya melancarkan pertanyaan yang menyerang namun kemudian tidak menulis fakta dengan benar?" cicit Trump.

Baca juga: WHO: Belum Ada Bukti Pasien Covid-19 tidak Bisa Tertular Lagi

"Mereka mendapat rating sementara warga AS tidak mendapatkan apa-apa kecuali fake news. Tidak ada gunanya," serunya.

Pada Kamis (23/4), Trump mengejutkan penonton televisi dengan mengatakan dokter bisa mengobati para pasien covid-19 dengan menyinarkan sinar ultraviolet ke dalam tubuh pasien atau dengan menyuntikan disinfektan.

"Saya melihat disinfektan bisa mematikan virus dalam waktu satu menit. Satu menit! Adakah cara kita bisa melakukan, misalnya menyuntikannya ke dalam tubuh. Karena, saat disinfektan itu masuk ke paru-paru, dia akan membersihkan paru=paru itu," ujar Trump.

Setelah usulannya itu ditolak oleh dokter dan produsen disinfektan, Trump, Jumat (24/4), mengatakan dirinya hanya bercanda.

Namun, pada Jumat (24/4), briefing covid-19 hanya berlangsung selama 19 tahun dan tidak memberikan kesempatan kepada wartawan untuk bertanya.

Pada Sabtu (25/4), setelah menggelar 50 briefing selama dua bulan, Gedung Putih meniadakan hal itu sama sekali.

Trump, selama ini, menggunakan briefing itu untuk menguasai layar televisi, mempromosikan kebijakannya, menangkal kritik, dan menyerang rival politiknya, mulai dari Partai Demokrat, Tiongkok, dan media massa AS.

Namun, setelah lebih dari 53 ribu warga AS meninggal akibat covid-19, survei menunjukkan briefing itu sama sekali tidak mendongkrak popularitas Trump menjelang pemilu pada November mendatang.

Bahkan dalam jajak pendapat yang dilakukan AP-NORC dan dirilis pada Kamis (23/4), mayoritas warga AS tidak percaya Trump mampu mengatasi krisis kesehatan yang tengah melanda negara itu. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya