Ada Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Global Masih Bervariasi

Mediaindonesia.com
14/4/2020 07:47
Ada Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Global Masih Bervariasi
Seorang pekerja di Nasiriyah, Irak, tengah mengawasi kilang pengolahan minyak.(AFP/Haidar Mohammed )

PERGERAKAN harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Hal itu disebabkan kesepakatan pemangkasan produksi yang bersejarah oleh produsen minyak global.

Akan tetapi, langkah tersebut belum cukup meredakan kekhawatiran terkait penurunan permintaan akibat pandemi virus korona (covid-19).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, terpantau turun US$ 0,35 dolar per barel atau 1,5% menjadi US$ 22,41 per barel. Capaian itu terendah sejak awal April. Di lain sisi, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik US$ 0,26 per barel atau 0,8% menjadi US$ 31,74 per barel.

Baca juga: OPEC Sepakat Pangkas Produksi Minyak 10 Juta Barel

Pada akhir pekan, OPEC bersama Rusia dan negara-negara lain yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat memotong produksi sebesar 9,7 juta barel per hari pada Mei dan Juni. Keputusan itu mewakili sekitar 10% dari pasokan global.

Di samping itu, beberapa negara juga akan mengurangi produksi. Proyeksinya ialah pemangkasan produksi global bisa mencapai 19,5 juta barel per hari.

"Respons hangat pasar minyak terhadap perjanjian OPEC+ tampaknya tepat. Kesepakatan itu tampak seperti upaya putus asa pada menit terakhir untuk mengejutkan pasar. Mengingat besarnya penurunan permintaan," papar Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.

Konsumsi minyak di seluruh dunia turun sekitar 30% akibat pandemi yang menyebabkan 110.000 orang di seluruh dunia kehilangan nyawa.  Pun banyak negara mengambil langkah lockdown untuk menekan laju penyebaran virus.

Kondisi itu diperkirakan mengakibatkan pasokan menggantung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Sekalipun terdapat kesepakatan pengurangan produksi minyak. Harga minyak juga diprediksi tidak mudah naik kembali, bahkan setelah terjadi kesepakatan OPEC+.

Baca juga: Harga Minyak Jatuh Lagi, Permintaan Kian Mencemaskan

"Masalahnya, permintaan jangka pendek kemungkinan sekitar 30 juta barel per hari. Potensi kelebihan pasokan tetap ada. "Permintaan minyak mentah tidak akan kembali ke level normal hingga 2022," pungkas analis pasar senior OANDA¸ Edward Moya.

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, menyatakan negara-negara dalam Kelompok G20 berjanji untuk memotong produksi minyak sekitar 3,7 juta barel per hari. Pembelian cadangan strategis diperkirakan mencapai 200 juta barel selama beberapa bulan ke depan. Adapun total pengurangan produksi menjadi sekitar 19,5 juta barel per hari.

Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab secara sukarela melakukan pemotongan lebih banyak dari kesepakatan. Langkah yang secara efektif menurunkan pasokan OPEC+ sebesar 12,5 juta barel per hari dari level saat ini. Namun, para analis meragukan kepatuhan produsen dalam pengurangan produksi. Mereka mengambil contoh Meksiko, yang memangkas produksi lebih kecil dari kesepakatan.(Ant/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya