Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pakar Kesehatan : Virus Korona di Korut Bisa Lebih Mematikan

Deri Dahuri
20/2/2020 21:02
Pakar Kesehatan : Virus Korona di Korut Bisa Lebih Mematikan
Warga Korea Utara mengenakan masker saat mengunjungi patung pemimpin Korut Kim Il Sung dan Kim Jong Il di Pyongyang, Korut.(KCNA VIA KNS / AFP)

KOREA Utara (Korut) belum melaporkan satu pun kasus infeksi virus korona sejak wabah terjadi pertama kalinya di negara tetangganya, Tiongkok, pada akhir Desember 2019.

Namun para pakar kesehatan dunia mengatakan kendati tidak diungkapkan satu pun kasus infeksi di negara miskin tersebut (Korut) bisa menjadi wabah virus korona (COVID-19) 'lebih mematikan'.

Kini virus dengan nama COVID-19 itu telah menginfeksi 75 ribu orang dan menewaskan lebih dari 2.000 orang secara global. Wabah virus korona telah menyebar ke puluhan negara termasuk Pyongyang Korut dan Korea Selatan (Korsel) telah melaporkan lebih dari 100 kasus.

Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, telah mengutip pernyataan pemerintah setempat bahwa sejauh tak ada kasus virus korona di negara yang berpenduduk 25 juta jiwa tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung pernyataan pemerintah Korut pada hari yang sama. Seorang pejabat WHO di Jenewa, Swiss, mengatakan,"Belum ada tanda-tanda...tak ada indikiasi (virus korona) di Korut."    

Namun surat kabar milik pemerintah Korut menampilkan para pekerja yang mengenakan pakaian antiinfeksi dan sedang melaksanakan program bersama para petugas medis untuk mengantisipasi bahaya virus korona.  

Sementara itu, untuk mencegah penyebaran virus korona, Pemimpin Korut Kim Jong-un telah memerintahkan menunda semua penerbangan dan latihan ke Tiongkok. Tak hanya itu, semua orang asing termasuk diplomat dan pekerja sosial yang masuk harus melewati alat skrining.   

Korut juga telah menutup perbatasan dengan Tiongkok yang panjangnya 1.500 km. Perlu diketahui bahwa Tiongkok adalah negara yang melakukan hubungan dagangnya mencapai 90% dengan Pyongyang. (AFP/Aljazeera/OL-09)  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya