Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PARA pengunjuk rasa antipemerintah Hong Kong melancarkan aksi melalui mal-mal perbelanjaan yang dihiasi nuansa Natal, meneriakkan slogan-slogan, dan memaksa satu mal tutup lebih awal, Rabu (25/12). Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang berkumpul di jalan-jalan terdekat.
Aksi protes telah berubah menjadi lebih konfrontatif selama musim perayaan, meskipun sebelumnya sebagian besar damai atau relatif damai setelah kandidat-kandidat prodemokrasi memenangi pemilihan dewan distrik.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook pada Rabu bahwa banyak anggota masyarakat dan wisatawan kecewa bahwa ‘perayaan Natal mereka telah hancur’.
"Tindakan ilegal semacam itu tidak hanya merusak suasana pesta tetapi juga memengaruhi bisnis lokal," ujarnya.
Para pemimpin pro-Beijing Hong Kong sejauh ini tidak memberikan konsesi kepada para pemrotes, meskipun mengakui kekalahan mereka dalam jajak pendapat, dan demonstrasi telah menjadi lebih konfrontatif selama periode perayaan.
"Konfrontasi bisa diprediksi, tidak masalah apakah itu Natal," kata Chan, seorang pekerja restoran berusia 28 tahun yang merupakan bagian dari kerumunan yang baku kata-kata dengan polisi di luar pusat perbelanjaan di distrik Mong Kok.
Baca juga: Paus Berdoa untuk Perdamaian Dunia dalam Pesan Natal
"Saya kecewa pemerintah masih tidak menanggapi salah satu dari ... tuntutan kami. Kami akan tetap turun ke jalan bahkan jika kami tidak memiliki banyak harapan," kata Chan, yang hanya memberikan nama keluarganya.
Polisi anti huru hara berpatroli melewati tempat-tempat protes sementara para turis dan pembeli, banyak yang memakai topi Santa atau tanduk rusa, berjalan melewati mereka.
Tidak ada bentrokan besar, tetapi karena kerumunan dadakan terjadi membuat polisi secara singkat menembakkan gas air mata di Mong Kok, daerah protes populer.
Polisi menggambarkan tanggapan mereka terhadap kerusuhan itu sebagai reaktif dan terkendali.
Ratusan pengunjuk rasa, berpakaian hitam dan memakai topeng, turun ke pusat perbelanjaan di sekitar kota yang dikuasai Tiongkok itu, meneriakkan slogan-slogan populer seperti "Bebaskan Hong Kong!”.
Polisi menangkap beberapa orang di sebuah pusat perbelanjaan di Distrik Sha Tin setelah menyemprot merica. Mal tutup lebih awal, dengan staf mengarahkan pelanggan untuk pergi. Pusat perbelanjaan lainnya tetap buka.
Polisi yang menggunakan tongkat menembakkan gas air mata pada Selasa ke ribuan pengunjuk rasa yang membarikade jalan, menyemprotkan slogan-slogan pada bangunan dan menghancurkan sebuah kafe Starbucks dan cabang HSBC. Sebuah truk meriam air, diapit oleh jip lapis baja, berkeliaran di jalan-jalan, tetapi tidak banyak digunakan. (Channel News Asia/OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved