Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PEKAN lalu, Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris mengumumkan down syndrome pada janin bisa dideteksi lewat tes darah. Tes darah itu terbilang aman karena berbeda dengan amniosentesis (tes dengan menggunakan air ketuban) yang berisiko keguguran pada 1% wanita yang menjalani prosedur itu.
Namun, harian The Telegraph, Inggris, menerbitkan sebuah kritik pedas terhadap prosedur tes yang dirilis para peneliti itu. Tim Stanley, penulis artikel, menilai tes dini down syndrome berpotensi meningkatkan angka aborsi.
Kavin Senapathy dari Forbes menanggapi artikel Stanley. Menurut Kavin, kritik Stanley bersifat inheren dan bias. Kavin menjelaskan untuk membuat keputusan, seorang perempuan pasti telah dihadapkan pada segala fakta yang ada.
Kavin menyambut positif penemuan yang dirilis peneliti. Dia berpendapat dengan tes dini, orangtua bisa menyiapkan pengobatan terbaik untuk anak mereka. Orangtua juga bisa mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi kenyataan itu. (DEV/H-3)
Banyak ibu hamil pun bertanya-tanya: apakah tes DNA bisa dilakukan sebelum persalinan? Jawabannya: bisa.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah memaparkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) fetomaternal sangat bermanfaat untuk mendeteksi lebih awal penyakit jantung bawaan pada janin.
Panel FDA meragukan keamanan antidepresan SSRI seperti Prozac dan Zoloft bagi ibu hamil, bahkan mengusulkan peringatan kotak hitam.
PROFESOR Entomologi Medis di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Prof. James Logan, menemukan fakta bahwa ibu hamil ternyata lebih disukai nyamuk dan sering digigit oleh nyamuk
Studi dari University of Durham dan Dewan Riset Medis Gambia menunjukkan ibu hamil menghembuskan karbon dioksida lebih banyak karena kenaikan berat badan
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved