Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Trump Siap Lakukan Aksi Serangan Balasan terhadap Kelompok Houthi

Melalusa Susthira K
16/9/2019 10:53
Trump Siap Lakukan Aksi Serangan Balasan terhadap Kelompok Houthi
Asap hitam mengepul dari kilang minyak Aramco di Abqaiq sekitar 60 km barat daya Provinsi Dhahran, Saudi Arabia, pada Sabtu (14/9).(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS berada dalam posisi 'locked and loaded' atau siap mengokang senjata.

Hal tersebut disampaikan Trump sebagai tanggapan atas serangan pesawat nirawak (drone) terhadap dua kilang minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, pada Sabtu (14/9) lalu.

"Pasokan minyak Arab Saudi diserang. Ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya, (AS dalam posisi) locked and loaded tergantung pada verifikasi. Tetapi kita masih menunggu untuk mendengar dari Kerajaan (Saudi) siapa yang mereka percaya menjadi penyebab serangan ini, dan dengan syarat kita dapat melanjutkan!" cuit Trump dalam Twitter-nya.

Ini adalah pertama kalinya Trump memperingatkan potensi respons serangan militer balasa Amerika terhadap kepada kelompok penyerang.

AS menilai serangan tersebut telah membuat memangkas setengah produksi minyak Saudi sehingga menyebabkan harga minyak melonjak. Trump pun mengumumkan kesediaan AS untuk melepas cadangan minyak darurat mereka.

Sebelumnya, Pemberontak Houthi yang didukung Teheran di Yaman, telah mengklaim serangan terhadap dua pabrik raksasa energi milik Arab Saudi tersebut.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo justru menuding Iran yang menjadi dalang di balik serangan tersebut. Pompeo mengatakan tidak ada bukti bahwa serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia diluncurkan dari Yaman.

"AS  bersama mitra dan sekutu akan bekerja sama untuk memastikan bahwa pasar energi tetap terjaga pasokannya dan Iran bertanggung jawab atas serangan ini," ujar diplomat utama AS itu.

Pernyatan tersebut, membuat juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi meradang.

Mousavi membantah tuduhan AS dan mengatakan apa yang diutarakan oleh Pompeo adalah bohong. Ia menyebut pernyataan tersebut sengaja dirancang untuk merusak reputasi Iran dan menjadikan alasan bagi tindakan di masa depan terhadap Republik Islam Iran.

"Pernyataan sia-sia dan tuduhan tidak berasalan seperti itu tidak dapat dimengerti dan tidak berarti,” tandas Mousavi.

Di tengah spekulasi media yang menyebut serangan pesawat tersebut dilancarkan dari Irak. Pemerintah Irak, yang terjebak di antara dua sekutu antara Teheran dan Washington, justru membantah terlibat dalam serangan pesawat nirawak terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco tersebut.

Menanggapi serangan tersebut, Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman mengatakan kerajaan mampu dan dapat mengatasi serangan terorisme tersebut.

Namun, pakar Timur Tengah dari Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura, James Dorsey, menilai serangan balasan pada ladang minyak Iran sangat tidak mungkin terjadi.

"Saudi tidak ingin konflik terbuka dengan Iran. Saudi mengingkan (negara) lain yang berperang, namun yang lain enggan," kata Dorsey kata kepada Agence France-Presse.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemberontak Houthi yang bersebelahan dengan Iran telah melakukan serangkaian serangan rudal lintas-perbatasan serta serangan pesawat tak berawak yang menargetkan pangkalan udara Arab Saudi dan fasilitas lainnya.

Mereka mengatakan aksi tersebut sebagai pembalasan atas serangan udara yang dipimpin Arab Saudi di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak Yaman. (AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik