Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Parlemen Inggris Sudutkan Johnson

Fajar Nugraha
05/9/2019 06:11
Parlemen Inggris Sudutkan Johnson
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson(AFP/JESSICA TAYLOR)

NIAT Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendapatkan dukungan atas Brexit yang tidak memiliki kesepakatan, pupus di tangan parlemen.

Selain itu, keinginannya untuk melakukan percepatan pemilu juga tidak mendapatkan dukungan luas dari Parlemen Inggris.

Pada Rabu (4/9), Parlemen Inggris memberikan suara mendukung undang-undang yang memblokir keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.

Sebanyak 329 anggota parlemen tidak memberikan dukungan kepada PM Johnson, sementara 300 lainnya memberikan dukungan.

Sebagian besar dari anggota parlemen yang mendorong undang-undang pemblokiran itu juga berasal dari Partai Konservatif yang dipimpin Johnson. Dengan hasil ini, sebuah Komite dalam parlemen bisa dibentuk untuk melakukan amendemen undang-undang itu.

Baca juga: Rencana Brexit Johnson Terancam Gagal

Sementara di waktu berdekatan, Parlemen Inggris juga memberikan suara atas upaya Johnson melakukan percepatan pemilu. Meski kubu Johnson menang 298 suara dan 56 lain menentangnya, tidak bisa membuat dilakukannya percepatan pemilu.

Gagalnya percepatan pemilu yang diinginkan Johnson karena tidak terpenuhinya dua pertiga suara yang bisa mendukung keinginannya itu.

“Kesimpulan jelas memperlihatkan dia tidak mengira akan menang,” ujar PM Johnson, terkait pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, seperti dikutip AFP, Kamis (5/9).

Melalui hasil ini, tidak ada jalan lain bagi mantan Wali Kota London itu untuk mengupayakan perpanjangan batas waktu Brexit yang jatuh pada 31 Oktober.

Johnson sebelumnya mengklaim ancamannya kepada Uni Eropa pada akhirnya akan mendorong para pemimpin di blok tersebut untuk membentuk kesepakatan baru.

Namun, para pengkritiknya justru menilai hal itu bisa memicu hubungan buruk Inggris dengan negara yang selama ini sudah dekat. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya