Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PULUHAN ribu aktivis demokrasi Hong Kong berkumpul kembali, Minggu (18/8) di Victoria Park, Hong Kong. Mereka melakukan unjuk rasa besar untuk menunjukkan kepada para pemimpin kota bahwa gerakan protes masih mendapat dukungan publik yang luas.
Front Hak Asasi Manusia Sipil menyebut demonstrasi pada Minggu ini rasional dan tanpa kekerasan. Bonnie Leung, juru bicara organisasi tersebut, "Jika taktik Beijing dan Hong Kong ialah menunggu gerakan kita mati, mereka salah. Kita akan terus berjuang."
Polisi memberi izin kepada demonstran untuk berkumpul di Victoria Park, tetapi melarang pawai ke jalan-jalan.
Demonstrasi di Hong Kong telah memasuki minggu ke-sepuluh. Demonstrasi yang mulanya dipicu oleh penolakan terhadap RUU Ekstradisi berubah menjadi seruan yang lebih luas untuk hak-hak demokratis di kota semiotonom itu.
Krisis politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dipicu oleh oposisi terhadap rencana untuk memungkinkan ekstradisi ke daratan Tiongkok. Namun, protes sejak itu berubah menjadi seruan yang lebih luas untuk hak-hak demokratis di kota semiotonom.
Di bawah kesepakatan yang ditandatangani dengan Inggris, Tiongkok yang otoriter setuju untuk mengizinkan Hong Kong mempertahankan kebebasan uniknya ketika diserahkan kembali pada 1997.
Selain menangguhkan RUU ekstradisi, Beijing dan pemimpin Kota Carrie Lam tidak menunjukkan keinginan untuk memenuhi tuntutan utama seperti penyelidikan kekerasan polisi dan amnesti.(AFP/*/I-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved