Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

India Peringatkan Pakistan

Tesa Oktiana Surbakti [email protected]
09/8/2019 04:20
India Peringatkan Pakistan
Seorang petugas keamanan India berjaga-jaga di jalan, pemerintah India melucuti Jammu dan Kashmir dari otonominya( (Photo by Tauseef MUSTAFA / AFP))

INDIA kemarin memperingatkan negara tetangganya, Pakistan, agar tidak ikut campur dalam masalah Kashmir.

Pada Senin (5/8), India menghapus status khusus Kashmir dari konstitusinya dan kemudian menempatkan wilayah itu langsung di bawah kekuasaannya.

Di sisi lain, parlemen India telah mengesahkan undang-undang yang akan membagi Kashmir menjadi dua teritorium di bawah New Delhi.

Langkah itu memperburuk hubungan India dengan Pakistan yang juga mengklaim Kashmir, yang warganya mayoritas muslim, sebagai wilayahnya.

Pakistan membalas dengan menurunkan tingkat diplomasinya dengan India pada Rabu (7/8). Pakistan juga menyatakan akan mengusir utusan India serta membekukan hubungan perdagangan.

Islamabad pun menyatakan akan membawa masalah Kashmir ke sidang Dewan Keamanan PBB. India dan Pakistan sebelumnya pernah dua kali berperang untuk memperebutkan Kashmir.

Menurut Kementerian Luar Negeri India, keputusan soal Kashmir ialah urusan internal negerinya.

"Upaya untuk ikut campur soal wilayah tersebut tidak akan pernah berhasil," ungkap Kemenlu India, kemarin.

New Delhi menambahkan, bahkan keputusan itu akan meningkatkan ekonomi wilayah Himalaya tersebut.

"Pemerintah India menyesalkan langkah-langkah Pakistan. Kami mendesak Pakistan kembali ke jalur diplomatik," imbuh Kemenlu India.

Penangkapan warga

India kemarin juga menangkap ratusan warga di Kota Srinagar, Baramulla, dan Gurez. Lebih dari 560 orang, termasuk sejumlah profesor, pengusaha, dan aktivis ditahan di beberapa penjara.

Kantor berita ANI melaporkan bahwa pemimpin oposisi dari Partai Kongres, Ghulam Nabi Azad, dicegah saat akan naik pesawat di bandara Srinagar dan diperintahkan untuk pulang kembali.

Puluhan ribu tentara India kini berpatroli di jalanan Kota Kashmir. Warga dilarang keluar malam. Otoritas setempat juga masih memutus akses telepon dan internet.

Sejumlah pengamat menyebut situasi Kashmir bisa sangat memburuk karena kemarahan warga pada saat larangan bepergian itu dicabut menjelang Idul Adha.

Adapun badan keamanan India telah meminta pengelola bandara di seluruh wilayah negara itu untuk waspada atas kemungkinan 'serang-an teroris' terkait dengan kondisi Kashmir.

Reaksi negara lain

Amerika Serikat menyatakan dukungan terhadap perundingan langsung antara India dan Pakistan mengingat gejolak di wilayah Kashmir terus menghangat. AS sekaligus menyerukan kedua pihak lebih menahan diri di tengah perselisihan.

Di lain pihak, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menekankan keprihatinan terhadap mitranya, India, tentang situasi konflik di Kashmir.

"Saya sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri India. Kami menyatakan beberapa kekhawatiran mengenai perselisihan ini, serta menyerukan kedua pihak tetap tenang, dan juga mencermati perspektif pemerintah India mengenai situasi saat ini," tutur Raab.

Di lain sisi, Tiongkok, yang selama ini bersaing dengan India, ikut mengkritik langkah India yang menghapus status khusus untuk wilayah administratif terpisah di kawasan Ladakh, yang didominasi umat Buddha. "India terus merusak kedaulatan wilayah Tiongkok, dengan mengubah hukum domestiknya secara sepihak," kata juru bicara Kemenlu Tiongkok, Hua Chunying. (AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya