Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PARA pengunjuk rasa prodemokrasi di Hong Kong kembali akan menentang pemerintah Tiongkok dengan dua unjuk rasa besar Minggu (4/8) malam.
Rencananya, unjuk rasa itu akan diikuti aksi pemogokan di seluruh kota keesokan harinya, Senin (5/8).
Rencananya, salah satu unjuk rasa hari Minggu ini akan mencoba untuk berakhir di taman dekat Kantor Penghubung, yakni departemen yang mewakili pemerintah pusat Tiongkok di pusat semi-otonom ini.
Dua minggu lalu, kantor itu dilempari dengan telur dan cat. Beijing pun berang dan memicu peringatan yang meningkat dengan cepat.
Sementara dalam bentrokan teranyar Sabtu (3/8), polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa demonstran di distrik Tsim Sha Tsui.
Baca juga : Demonstran Hong Kong Siap Gelar Rapat Sabtu Malam
Ketika itu, kelompok-kelompok kecil pengunjuk rasa garis keras memerangi polisi di jalan-jalan yang biasanya dipenuhi turis dan pembeli.
Pekan ini, pihak berwenang di Hong Kong dan Beijing mengisyaratkan sikap keras. Lusinan pemrotes didakwa melakukan kerusuhan.
Militer Tiongkok pun mengatakan siap memadamkan kerusuhan yang "tidak tertahankan" jika diminta.
Namun, gerakan protes yang sebagian besar tidak memiliki pemimpin ini tetap tidak tunduk.
Dalam dua minggu terakhir, gelombang kekerasan antara polisi dan demonstran kian panas. Polisi berulang kali menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan orang yang melemparkan proyektil.
Polisi mengatakan telah menangkap lebih dari 20 orang. Total, sudah lebih dari 200 orang ditangkap sejak gerakan protes meledak pada 9 Juni.
Kemarahan terhadap polisi pun semakin memuncak. Para petugas itu dicap sebagai penegak hukum Beijing. Di sisi lain, polisi menyangkal telah menggunakan kekuatan berlebihan.
Sementara Minggu (4/8) pagi, kerumunan besar penduduk keluar untuk mendukung para demonstran setelah polisi melakukan beberapa penangkapan di distrik kelas pekerja Wong Tai Sin yang terkenal dengan kuil Tao.
Polisi kembali menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Banyak dari mereka tidak mengenakan masker atau kacamata gas, tidak seperti demonstran yang lebih berpengalaman. (AFP/OL-7)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved