Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kondisi Migran di Libia semakin Memilukan

Mediaindonesia
05/7/2019 05:00
 Kondisi Migran di Libia semakin Memilukan
LIBYA-CONFLICT-MIGRANTS: Seorang migran yang terluka berjalan di ruang gawat darurat medis di sebuah rumah sakit di ibukota Tripoli( (Photo by Mahmud TURKIA / AFP))

MALANUTRISI akut, kerja paksa, dan penyiksaan. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) mempertajam nada sumbang mereka terhadap kondisi yang dialami para pengungsi dan migran di Libia, yang mana lebih dari 40 orang tewas dalam serangan udara di pusat penahanan.

Sejak Januari, lebih dari 2.300 orang telah dihadang di laut dan dibawa kembali ke Libia, menurut keterangan PBB. Setelah kembali ke Libia, mereka dipindahkan ke pusat-pusat penahanan seperti yang ada di Tajoura.

Pemogokan terjadi Selasa malam di pusat Tajoura dekat Ibu Kota Tripoli, yang mana 70 orang terluka sebagai kerentanan para migran Afrika, terutama yang terjebak dalam kondisi yang oleh PBB disebut 'mengerikan'.

Situasi semakin memburuk sejak orang kuat Libia, Khalifa Haftar, yang pasukannya disalahkan atas serangan udara itu, melancarkan serangan pada April untuk mengambil alih Tripoli. Hal ini memicu gelombang kekerasan yang menewaskan lebih dari 700 orang. "Ada kebutaan tertentu di antara negara-negara Eropa terhadap situasi para migran di Libia," kata utusan khusus untuk Mediterania Tengah di UNHCR, Vincent Cochetel.

Sebuah adegan yang direkam LSM Jerman, Sea-Watch, Mei lalu, menunjukkan seorang pria dalam perahu reyot melihat penjaga pantai mendekat. Ia kemudian melompat ke laut untuk menghindar dari penangkapan. Pria itu kemudian diselamatkan kapal yang lewat.

Rekaman lain oleh Channel 4 Inggris tak kalah mengerikan. Seorang pria berbaring di lantai, berteriak kesakitan ketika penculiknya membakar kakinya dengan obor. Seorang pria lain, mengenakan kaus berdarah, digantung di langit-langit dengan kakinya, sebuah pistol mengarah ke kepalanya.

UE telah menangkis kritik tentang perjanjiannya dengan penjaga pantai Libia dengan alasan mereka secara dramatis mengurangi aliran migran yang ingin mencapai Italia. Komisi Eropa mengatakan bahwa sejak 2014 Komisi Eropa telah mengumpulkan sekitar 338 juta euro untuk program-program yang terkait dengan para migran di Libia dan membantu repatriasi 38 ribu orang dalam 16 bulan terakhir. "Kami sangat prihatin dengan memburuknya situasi di lapangan," kata juru bicara komisi Natasha Bertaud. (AFP/*)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya