Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SERANGAN yang menyasar sejumlah sekolah di Afghanistan sepanjang 2018 meningkat tiga kali lipat jika dibandingkan dengan periode 2017. Laporan Unicef menyebut Taliban dan kelompok ekstremis lainnya di Afghanistan trus melancarkan operasi kekerasan terhadap target yang dinilai lebih lunak, jauh dari medan perang.
Jumlah serangan diketahui meningkat dari 68 menjadi 192, sebuah lonjakan yang tidak biasa sejak 2015. Pada tahun lalu, jumlah anak yang putus sekolah pun meningkat drastis. Hal ini menjadi tanda memburuknya situasi keamanan di Afghanistan.
Bagi sebagian warga Afghanistan, laporan itu memberikan bukti bahwa rezim Taliban yang represif kembali bangkit. Sekalipun Amerika Serikat (AS) berupaya untuk bernegosiasi untuk penyelesaian damai dengan kelompok militan.
Juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan, Nooria Nazhat, mengatakan pemerintah tidak memiliki data khusus yang mendukung laporan Unicef. Kendati demikian, Nazhat berdalih, "Setiap minggu kami memiliki laporan mengenai sekolah-sekolah di Afghanistan yang diserang."
"Dalam beberapa bulan terakhir, 431 sekolah ditutup karena masalah keamanan. Pemerintah berupaya agar sekolah kembali beroperasi," imbuh Nazhat.
Laporan tahunan Unicef mencatat pengalihan fungsi sekolah sebagai lokasi pemungutan suara menjadi salah satu penyebab meningkatnya serangan. Direktur Eksekutif Unicef, Henrietta Fore, menegaskan dunia pendidikan Afghanistan dalam bahaya.
"Serangan tidak masuk akal terhadap sekolah, termasuk pembunuhan dan penculikan guru, telah mengancam dunia pendidikan. Itu menghancurkan harapan dan impian seluruh generasi muda," tukas Fore dalam sebuah pernyataan.
Masih dalam laporan serupa, lebih dari 1 juta anak di Afghanistan tidak dapat bersekolah. Mayoritas merupakan anak perempuan. Bulan lalu, di wilayah Farah Barat, sekelompok pria bersenjata membakar dua sekolah khusus perempuan. Bangunan sekolah termasuk buku-buku pelajaran habis terbakar.
Serangan itu menghentikan akses pendidikan untuk 1.700 anak perempuan. Belum lama ini, empat sekolah khusus perempuan di wilayah tersebut juga kembali diserang.
Sebelum digulingkan pada 2001, kelompok Taliban tidak mengizinkan anak perempuan bersekolah. Mereka diwajibkan berada di rumah, kecuali mendapatkan pengawalan dari saudara laki-laki.
Selama perang yang berlangsung belasan tahun, para pejuang Taliban kerap membakar fasilitas sekolah, agar tidak dibuka kembali pasukan NATO dan Afghanistan setelah mengambil kendali. (TheNewYorkTimes/Tes/I-1)
Jika anggaran pendidikan dipangkas dikhawatirkan akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar maupun pembangunan infrastruktur penunjang pendidikan.
Pemahaman menyeluruh masyarakat terkait GNN dibutuhkan berdampak signifikan dalam upaya peningkatan kemampuan peserta didik.
IFLS 2025 mengajak lebih dari 300 pemangku kepentingan pendidikan dari seluruh Indonesia untuk bersama membentuk masa depan pendidikan yang adaptif, manusiawi, dan berkelanjutan.
Matematika dipelajari melalui permainan balok, sains melalui berkebun, dan bahasa Inggris melalui lagu, permainan dan cerita.
DINAS Pendidikan Banyumas, Jawa Tengah, mengungkapkan faktor utama yang menyebabkan tingginya angka anak putus sekolah di wilayahnya.
KELAS Inspirasi Jakarta 2025 kembali hadir dengan membawa semangat baru setelah vakum selama tujuh tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved