Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Korea Utara Kecam Pernyataan Penasihat Keamanan AS

Tesa Oktiana Surbakti
27/5/2019 17:25
Korea Utara Kecam Pernyataan Penasihat Keamanan AS
John Bolton(Brendan Smialowski / AFP)

KOREA Utara mengecam Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton, yang disebut sebagai gila perang. Padahal, Presiden AS, Donald Trump, menggulirkan pandangan positif terhadap hubungan dengan Korea Utara.

Pembicaraan antara Washington dan Pyongyang menemui jalan buntu, sejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bilateral putaran kedua di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu. Kedua pemimpin negara gagal membuat kesepakatan tentang denuklirisasi. Setelahnya, Korea Utara berupaya meningkatkan tekanan, berikut melakukan uji coba rudal jarak pendek awal bulan ini.

Baca juga: Tornado Hantam Oklahoma, Dua Orang Tewas

Pada Sabtu kemarin, Bolton mengatakan dengan yakin bahwa Korea Utara melanggar resolusi Dewan Kemanan PBB terkait peluncuran rudal balistik. Kendati demikian, dia menekankan Washington masih siap melanjutkan pembicaraan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menepis pernyataan Bolton. Dia menegaskan Pyongyang tidak pernah menerima larangan PBB atas teknologi balistik, yang mengingkari hak Korea Utara sebagai negara berdaulat.

"Bolton mengatakan latihan militer reguler kami telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Itu sangat bodoh," bunyi pernyataan juru bicara yang dilaporkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Tanpa mengaitkan senjata sebagai rudal, pernyataan tersebut menekankan peluncuran tidak menargetkan, atau mengancam negara-negara tetangga. "Larangan peluncuran menggunakan teknologi balistik sama dengan memberitahu kita untuk melepaskan hak membela diri," lanjut pernyataan resmi tersebut.

Sang juru bicara juga mengecam Bolton, sekaligus menyebutnya sebagai gila perang yang menyebarkan berbagai kebijakan provokatif terhadap Korea Utara. Sebelumnya, Bolton menganggap Korea Utara menjadi bagian Poros Kejahatan, bersama dengan Iran dan Irak pada 2002.

Dia pun menuding pejabat hawkish itu yang memicu perang Irak, serta memimpin upaya untuk membatalkan Perjanjian Nuklir Jangka Menengah antara AS dan Rusia. Padahal, perjanjian itu bertujuan menjamin perdamaian di Eropa selama beberapa dekade.

"Belum lama ini, dia kembali menghidupkan ketenarannya sebagai gila perang. Dengan tetap sibuk terhadap upaya memulai perang lain di Timur Tengah dan Amerika Selatan," imbuh juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara.

Baca juga: Trump Jadi Pemimpin Dunia Pertama yang Bertemu Kaisar Baru Jepang

"Bukan sebuah kebetulan bahwa ada kritik terhadap Bolton sebagai gila perang, yang membisikkan hal itu kepada presiden. Sekalipun dia menghindari dinas militer, dengan mengatakan tidak ingin mati di sawah Asia Tenggara," lanjutnya, seraya menuding Bolton berupaya menghancurkan keamanan dan perdamaian.

Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara muncul beberapa saat setelah Trump mengeluarkan komentar menyejukkan. Dalam kunjungan kenegaraan di Jepang, Trump menyatakan rasa hormat yang begitu besar terhadap hubungan AS dengan Korea Utara. Pihaknya optimistis banyak hal baik akan terjadi. (AFP/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik