Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PENGAMAT Eropa dari Universitas Indonesia, Dr Henny Saptatia Drajati Nugrahani, menilai mundurnya Theresa May dari jabatan Perdana Menteri Inggris di luar prediksi, meskipun sebagian publik Inggris terus menekannya.
"Ini cukup mengejutkan karena May terlihat benar-benar serius mempersiapkan semuanya untuk Brexit, background dia kan akuntan, jadi dia sangat detail untuk menimbang untung-rugi hingga Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa," kata Henny yang diwawancarai usai acara iftar di Kedutaan Besar China di Jakarta, Jumat (24/5).
Meskipun mengejutkan, menurut kepala Program Magister Studi Eropa di School of Strategic and Global Studies UI itu, May pada akhirnya terdesak oleh tekanan publik yang menginginkannya mundur di tengah kebuntuan negosiasi dengan Uni Eropa.
May, yang menduduki kursi Perdana Menteri Inggris pada 2016, menggantikan David Cameron pascareferendum Inggris untuk keluar atau tetap menjadi anggota Uni Eropa, mengumumkan pengunduran diri di depan Kantor Perdana Menteri Inggris di Downing Street 10, pada Jumat.
Baca juga: Pemimpin Partai Konservatif Pengganti May Diumumkan Akhir Juli
Perdana Menteri yang mulanya menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris itu menyatakan mundur di tengah himpitan batas waktu hingga akhir Mei untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Uni Eropa agar resmi keluar dari persatuan yang beranggotakan 28 negara itu.
"Situasi yang membuatnya menjadi perdana menteri, dan tekanan publik yang membuatnya mundur, dan saya pikir May sudah menjalankan
proses transisi pascareferendum Brexit dengan sebaik-baiknya," ujar Henny.
Namun, Henny menambahkan, keputusan kini ada di tangan rakyat Inggris untuk menentukan masa depan negaranya pascapengunduran diri May,
yakni apakah akan tetap melanjutkan Brexit atau menggelar referendum baru untuk tetap berada di Uni Eropa. (OL-1)
Jerman akan memperketat undang-undang untuk memberantas jaringan penyelundupan migran ke Inggris.
Aktris Harry Potter, Emma Watson, dilarang mengemudi selama enam bulan, setelah melaju melebihi batas kecepatan di Oxford, Inggris.
Menlu AS Marco Rubio dan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris sepakat menetapkan akhir Agustus sebagai batas waktu de facto untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
Ribuan warga Afghanistan direlokasi ke Inggris usai kebocoran data 19.000 orang. Skema rahasia ini akhirnya terungkap setelah super-injunction dicabut.
Presiden AS Donald Trump menerima undangan langka dari Raja Charles III untuk kunjungan kenegaraan kedua ke Inggris pada 17–19 September 2025.
Inggris melangkah ke perempat final Euro 2025 usai mengalahkan Wales 6-1.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved