Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bom Sri Lanka Berkaitan Christchurch

Tesa Oktiana Surbakti
24/4/2019 04:00
Bom Sri Lanka Berkaitan Christchurch
Personel keamanan berjaga-jaga di depan Kuil St. Anthony di Kolombo pada 23 April 2019, dua hari setelah serangkaian ledakan bom((Photo by Jewel SAMAD / AFP))

HASIL penyelidikan awal terhadap serangkaian serangan bom bunuh diri di Sri Lanka menunjukkan fakta mengejutkan. Aksi serangan berkaitan dengan pembalasan serangan teror di Christchurch, Selandia Baru.

"Dari investigasi awal membuktikan bahwa serangan yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu lalu, merupakan balasan terhadap serangan di masjid kembar Christchurch," ujar Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene kepada Parlemen Sri Lanka.

Seperti diketahui, 50 orang dinyatakan tewas dalam serangan penembakan terhadap dua masjid di Christchurch pada 15 Maret. Lebih lanjut, Wijewardene menuturkan penyelidikan awal juga menunjukkan keterlibatan kelompok militan lokal bernama National Thoeheeth Jama'ath (NTJ). Serangan teror itu juga dikaitkan dengan kelompok Islam radikal di India yang jarang terekspose.

"Kelompok NTJ berada di balik serangan bom bunuh diri. Mereka memiliki hubungan dekat dengan kelompok Jamaat-ul-Mujahideen India (JMI)," jelas Wijewardene.

Kelompok tersebut disinyalir berafiliasi dengan kelompok bernama sama di Bangladesh. Wijewardene mengatakan pemerintah mendapat bantuan internasional untuk memperkuat proses penyelidikan.

Organisasi polisi internasional, Interpol, akan berpartisipasi dalam proses penyelidikan insiden pengeboman di Sri Lanka. Kehadiran Interpol diharapkan dapat membantu pekerjaan otoritas lokal di negara tersebut.

Interpol telah mengumumkan akan mengutus tim ke Sri Lanka. Tim tersebut beranggotakan spesialis dalam pemeriksaan tempat kejadian perkara, bahan peledak, antiterorisme, serta identifikasi, dan analisis korban.

IS bertanggung jawab

Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (IS) mengklaim bertanggung jawab atas rentetan serangan bom yang menewaskan 320 orang saat perayaan Paskah di Sri Lanka. IS menyebut serangan itu menargetkan anggota koalisi Amerika Serikat (AS) dan umat Nasrani.

"Mereka yang melakukan serangan yang menargetkan anggota koalisi pimpinan Amerika Serikat dan warga Nasrani di Sri Lanka kemarin lusa ialah para petempur Daulah Islamiyah (nama lain IS)," demikian pernyataan IS seperti dirilis sayap propaganda mereka, Amaq, seperti dilansir AFP, Selasa (23/4).

Otoristas berwenang mengungkapkan sekitar 40 tersangka telah ditahan. Sebagian besar tersangka merupakan warga negara Sri Lanka. Kendati demikian, pihak kepolisian masih menyelidiki adanya keterlibatan orang asing dalam serangan oleh tujuh pelaku bom bunuh diri.

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban maupun pelaku atas ledakan bom di Sri Lanka pada hari Minggu (21/4). "Kejadian ledakan bom Sri Lanka sampai dengan hari ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI)," kata Dedi di Jakarta.

Pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 320 orang tersebut merupakan warga negara Sri Lanka dan bukan WNI yang bernama Ihsan Setiawan yang ramai diperbincangkan masyarakat akhir-akhir ini.

Korban tewas akibat serangkaian bom bunuh diri mematikan di Sri Lanka bertambah menjadi 320 orang. Adapun jumlah korban luka-luka mencapai 500 orang. Pembaruan data korban muncul di tengah hari berkabung nasional yang ditandai dengan keheningan selama 3 menit.

Warga menundukkan kepala dan merenungkan peristiwa tragis yang membangkitkan kemarahan internasional. Bendera yang terpasang di gedung-gedung pemerintah pun diturunkan menjadi setengah tiang.(AFP/CNBC/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya