Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PEMERINTAH Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Kesultanan Oman yang diwakili oleh Counter Terrorism Committee (Komite Penanggulangan Terorisme) melakukan pertemuan untuk membahas pencegahan terorisme dan bertukar informasi mengenai program deradikalisasi yang sudah dilakukan masing-masing negara.
Hal itu terlihat saat Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, menerima delegasi Kesultanan Oman yang diwakili oleh Head of Counter Terrorism Committee, Letjen Hamed Al Nabhani, yang didampingi oleh Duta Besar Kesultanan Oman di Indonesia, His Royal Highness Sayyid Nazar bin al-Julanda bin Majid Al Said. Pertemuan itu berlangsung di Kantor BNPT Jakarta, Jumat (12/4).
Kepala BNPT mengatakan, pertemuan kali ini sangat penting tidak hanya untuk Indonesia dan Kesultanan Oman, khususnya BNPT dan Komite Penanggulangan Terorisme Oman, sebagai salah satu lembaga yang berwenang, tetapi juga untuk regional dan forum internasional dalam hal penanggulangan terorisme, terlebih lagi saat ini terorisme sudah menjadi isu global.
"Terorisme adalah ancaman global, tetapi setiap negara memiliki akar masalah yang berbeda, sehingga kita harus saling berbagi baik secara regional maupun global untuk menggali informasi terkait isu terorisme di negara masing-masing," ujar Suhardi usai pertemuan.
Terkait isu terorisme di Oman sendiri, menurut dia, Kesultanan Oman selama ini telah memiliki banyak pengalaman yang luar biasa dalam hal kontra terorisme. Hal ini nantinya dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan program penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh BNPT.
"Tadi dikatakan, di Oman sendiri sudah banyak hal-hal yang menjadi urusan dan masalah kontra terorisme. Bahkan Oman menjadi negara yang dituju untuk rehabilitasi dari mantan-mantan teroris yang ada di Guantanamo. Tentu itu adalah hal yang luar biasa," ucap Kepala BNPT.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penanganan terorisme, terutama di Indonesia, bukanlah suatu hal yang mudah. BNPT sebagai leading sector dalam penanggulangan terorisme di Indonesia berharap, dengan adanya pertemuan ini, pihaknya dapat lebih berkreasi lagi untuk memberantas terorisme.
"Kami akan selalu bertukar informasi, apa yang sudah dikerjakan di Indonesia dan apa yang dikerjakan oleh Oman. Dan di masa depan kami akan coba untuk lebih berkreasi dalam rangka pemberantasan dan penanggulangan terorisme," ujarnya.
Baca juga: Tentara Sudan Usir Bashir tetapi Demonstran Tetap Unjuk Rasa
Sementara itu, Duta Besar Oman untuk Indonesia, Sayyid Nazar, berharap kerja sama dalam hal penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh BNPT tersebut bisa terus berlanjut.
Dikatakan Sayyid, dalam pertemuan tersebut, Kesultanan Oman dan Pemerintah Indonesia membahas tentang isu-isu terorisme global, dan saling bertukar informasi mengenai program-program yang sudah dijalankan oleh kedua negara tersebut, dalam hal penanggulangan terorisme.
"Hari ini kami mengadakan pertemuan dengan Bapak Suhardi. Kami bertukar ide dan kerja sama antara Kesultanan Oman dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tentang isu-isu global dan untuk meningkatkan kerja sama antara Oman dan Indonesia. Semoga kerjasama itu bisa terus berlanjut," tuturnya.
Sayyid menambahkan, dalam pertemuan tersebut dirinya mendapatkan penjelasan dari Kepala BNPT mengenai telah disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Terorisme yang telah diakui oleh beberapa negara lain sebagai UU yang terlengkap dalam penanganan terorisme. Karena di dalam UU yang baru tersebut telah mencakup Kontra Radikalisasi, Deradikalisasi dan Kesiapsiagaan Nasional.
"Tentunya kami berharap yang terbaik dan situasi yang damai untuk Indonesia. Dan kami tentunya akan mendukung usaha dan peraturan (Undang-undang) yang telah dibuat," ucap Sayyid.
Pada pertemuan itu, Kepala BNPT didampingi para pejabat eselon I yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol Budiono Sandi, dan Plt Deputi III bidang Kerja Sama Internasional Brigjen TNI (Mar) Yuniar Lutfi. (RO/OL-1)
Kerja sama biosekuriti yang kuat tidak hanya membantu melindungi masing-masing negara, tetapi juga kesehatan, stabilitas, dan ketahanan seluruh kawasan.
Dalam konteks 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, kedua negara bersiap melangkah ke babak baru melalui penandatanganan kemitraan strategis pada September mendatang.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen memperkuat kemitraan strategis dengan Uni Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang jadi saksi penandatanganan 12 nota kesepahaman (MoU) strategis dalam kunjungan resmi
Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non- proliferasi, dan pengendalian senjata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved