Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SURIAH meminta Dewan Keamanan (DK) PBB segera menggelar rapat darurat terkait Dataran Tinggi Golan. Pasalnya, baru saja Amerika Serikat (AS) mengakui Golan sebagai wilayah Israel.
Perwakilan Suriah di PBB mengirim surat kepada presiden DK, yaitu Prancis, agar segera menggelar rapat darurat. Dalam surat tersebut, ditulis bahwa Suriah menganggap apa yang dilakukan AS merupakan pelanggaran Resolusi DK PBB.
Dilansir dari AFP, Rabu (27/3), diketahui Prancis tidak segera menjadwalkan pertemuan tersebut melainkan akan ada diskusi terlebih dahulu tentang permintaan Suriah itu.
Dalam surat yang terpisah, Suriah juga mendesak DK PBB menegakkan resolusi yang berisi tuntutan agar Israel segera keluar dari Golan.
Hingga saat ini, lima negara Eropa yang ada di DK PBB menolak keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Golan sebagai wilayah Israel. Tindakan ini dikhawatirkan akan memperburuk konflik Timur Tengah.
Baca juga: Trump Nyatakan AS Akui Kedaulatan Israel Atas Golan
Lima negara tersebut adalah Inggris, Prancis, Belgia, Jerman dan Polandia. Ditegaskan pula, posisi mereka tidak akan berubah dan Golan tetap menjadi wilayah Suriah yang diduduki Israel, sejalan dengan hukum internasional yang terdapat dalam resolusi PBB.
Keputusan AS ini juga mendapat kecaman dari negara-negara lainnya seperti Suriah, Turki, Indonesia, bahkan Rusia. Dataran Tinggi Golan dianeksasi Israel dari wilayah Suriah pada 1967.
Berdasarkan sejarah, Israel berhasil merebut wilayah Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada 1967. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut ada nenek moyang bangsa Yahudi di Golan.
Wilayah ini terletak sekitar 60 km barat daya ibu kota Suriah, Damaskus, dan mencakup sekitar 1.200 km persegi.
Para pemukim tinggal bersama sekitar 20.000 warga Suriah, kebanyakan dari mereka adalah orang Arab Druze, yang tidak melarikan diri ketika Golan dikuasai Israel.
Sementara itu, aneksasi Israel atas Golan tak pernah diakui oleh komunitas internasional. Bahkan ketika Israel mengumumkannya secara resmi pada 1981. (Medcom/OL-2)
OCHA mencatat 11.877 balita di Gaza mengalami gizi buruk akut.
Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa rata-rata 28 anak tewas setiap hari di Jalur Gaza. Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat Israel
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Pasukan Israel meningkatkan serangan militer di Suriah.
Rusia berharap Israel akan menarik diri dari wilayah Suriah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved