Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Militer Korea Selatan Pantau Rencana Peluncuran Rudal Korea Utara

Tesa Oktiana Surbakti
11/3/2019 18:45
Militer Korea Selatan Pantau Rencana Peluncuran Rudal Korea Utara
(Foto satFoto satelit ini memperlihatkan lokasi uji coba misil Sohae, Korea Utara.(SCMP) )

MILITER Korea Selatan memantau dengan cermat sejumah fasilitas milik Korea Utara. Langkah itu menyusul serangkaian gambar satelit yang memicu alarm internasional. Korea Utara disinyalir tengah mempersiapkan peluncuran rudal jarak jauh atau ruang angkasa.

Kalangan pengamat menunjukkan peningkatan aktivitas di dua lokasi utama, yakni fasilitas penelitian rudal Samundong dan fasilitas pengujian roket Sohae. Peluncuran jenis apapun berpotensi menghambat negosiasi menuju denuklirisasi.

"Kami melacak dengan cermat dan memantau semua kegiatan untuk mengantisipasi berbagai skenario, termasuk peluncuran rudal di seberang perbatasan. Tentunya kami berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS)," ujar juru bicara Kepala Staf Gabungan.

Gambar satelit Samundong yang diambil pada 22 Februari menunjukkan pergerakan mobil dan truk di sekitar lokasi. Laporan kantor berita AS, NPR, juga menyebutkan terdapat aktivitas mobil derek di halaman.

"Jika dilihat dengan saksama, Korea Utara seperti sedang membangun roket," tukas peneliti dari Institut Studi Internasional Middlebury Jeffrey Lewis.

Fasilitas Samundong yang dibangun pada 2012, terletak di wilayah pinggiran Pyongyang. Pembangunan fasilitas tersebut bertujuan mendukung pengembangan rudal jarak jauh dan kendaraan peluncuran ruang angkasa.

Baca juga: Korea Utara Janjikan Perundingan Lebih Lanjut Dengan AS

Di samping mengembangkat ICBM Hawsong-15 yang digadang-gadang mampu menjangkau seluruh daratan AS, Samundong juga membangun roket jarak jauh. Proyek tersebut berhasil diluncurkan dari stasiun peluncuran satelit Sohae pada 2012 dan 2016.

Tahun lalu, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, setuju untuk menutup situs Sohae dalam pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, di Pyongyang. Sejumlah gambar yang ditangkap satelit pada Agustus menyatakan adanya pembongkaran tempat uji mesin di fasilitas tersebut. Akan tetapi, Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington menekankan pembangunan di fasilitas serupa kembali berlanjut pekan lalu.

Situs penelitian 38 North project, melaporkan sebuah struktur bergerak digunakan untuk mengangkut kendaraan ke landasan peluncuran di jalur yang telah diperbaiki. Pekerjaan itu diketahui telah dimulai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-Korea Utara di Hanoi, Vietnam, yang berakhir tanpa kesepakatan.

Penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, John Bolton, mengatakan pemerintah AS mengetahui persis rencana Korea Utara terkait potensi peluncuran rudal maupun roket.

"Kami memperhatikannya tanpa berkedip. Kami tidak keliru tentang itu," pungkas Bolton yang menekankan Trump sangat kecewa jika Korea Utara merealisasikan uji coba rudal yang baru.

Dewan Keamanan PBB melarang Korea Utara melakukan peluncuran ruang angkasa, karena sejumlah teknologi menyerupai rudal balistik antar benua atau ICBM. Sejak gagalnya KTT Hanoi, Trump cenderung berhati-hati dalam bersikap. Dia meyakini kesepakatan dengan Korea Utara dapat terwujud. Trump menyatakan Kim telah berjanji tidak akan melakukan uji coba rudal atau nuklir.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik