Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KONFLIK yang memanas dengan Pakistan, mendorong India untuk membangun 14.000 bungker sebagai tempat perlindungan warga yang tinggal di wilayah perbatasan. Mengingat, Pakistan telah menebarkan momok perang nuklir, dan memperingatkan India agar menggunakan akal sehat.
Pakistan dan India saling melancarkan serangan udara yang menggiring eskalasi konflik berbahaya antara negara tetangga bersenjata nuklir. Sebelumnya, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh dua jet India di wilayah udaranya, serta menahan seorang pilot. Pada Selasa malam waktu setempat, Islamabad menggunakan artileri kaliber berat untuk menembaki 12-15 titik di sepanjang perbatasan India. Serangan itu menimbulkan kepanikan penduduk yang bergegas sembunyi ke dalam bungker.
Baca juga: AS Siap Bantu Filipina Dalam Sengketa Laut Cina Selatan
Dari sebuah video, tampak seorang pilot India yang pesawatnya ditembak, Komandan Wing Abhinandan Varthaman, tengah diinterogasi di pangkalan udara Pakistan. Namun, dia menolak untuk mengungkapkan informasi terkait penangkapannya maupun identitas penculiknya.
Melalui pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri India berharap video yang mendapat kecaman luas itu segera ditarik kembali. Sebelumnya, India mengonfirmasi salah satu pesawat tempurnya telah ditembak jatuh, dan kemudian melancarkan serangan balasan kepada Pakistan, di atas wilayah udara Kashmir yang disengketakan.
Sebagai tanda krisis yang semakin dalam, Pakistan menghentikan aktivitas penerbangan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Setidaknya enam bandara di India telah ditutup, penerbangan sipil dilarang melintas wilayah utara New Delhi. Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, mendesak pemerintah India lebih bijak dan mengedepankan akal sehat.
"Jika eskalasi berlanjut, bagaimana akhirnya? Bisa saja kita salah dalam membuat perhitungan mengenai kekuatan senjata yang kita miliki. Sekali lagi, saya mengundang India hadir dalam meja perundingan," tukas Khan dalam pernyataan yang disiarkan televisi, setelah kedua pihak saling melancarkan serangan udara. Dia juga mengulangi pernyataan militer yang mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat Angkatan Udara India, serta menahan personel pasukan pertahanan.
Baca juga: JK: Indonesia Akan Bantu Bangun Masjid Raya Filipina
Duta Besar Pakistan untuk AS, Asad Majeed Khan, mengatakan respons AS atas serangan udara India di negaranya, dinilai mendorong ketegangan antara kedua negara. Pada Rabu lalu, Asad menekankan respons AS ditafsirkan sebagai dukungan terhadap India. Hal itu membakar keberanian Pakistan. Lebih lanjut, dia menuturkan Pakistan sebenarnya ingin memulai dialog dengan India, bukan perang. Tetapi melihat tindakan angkatan bersenjata India, Pakistan secara tegas melawan segala agresi.
Otoritas berwenang Pakistan mengungkapkan pilot yang ditahan mendapat perlakuan baik. Akan tetapi, video penangkapan Komandan Wing Varthaman menunjukkan adanya aksi pemukulan oleh warga sipil. Terlepas dari aturan Konvensi Jenewa yang melarang publikasi tahanan di area umum, pihak militer malah menyebarkan video Varthaman yang diinterogasi pasukan Pakistan. Mata sang pilot terlihat ditutup, dengan posisi kaki dan tangan diikat. Darah pun mengucur deras dari wajahnya. (Dailymail/OL-6)
Pesawat Air India penerbangan 171 jatuh kurang dari 40 detik setelah lepas landas di ahmedabad, Gujarat.
KABUT tebal dan kondisi cuaca ekstrem kembali memakan korban di jalur peziarahan Himalaya. Helikopter yang mengangkut peziarah dari Kedarnath jatuh di dekat Gaurikund, India utara.
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
JUMLAH korban tewas dalam kecelakaan pesawat penumpang milik Air India terus bertambah. Otoritas kepolisian mengonfirmasi 279 jenazah korban kecelakaan pesawat Air India telah ditemukan.
CEO Boeing Kelly Ortberg menegaskan bahwa timnya siap mendukung investigasi yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India terkait kecelakaan pesawat Boeing 787.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved