Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Trump Ancam Perpanjang Tenggat Negosiasi Dagang dengan Tiongkok

Tesa Oktiana Surbakti
13/2/2019 09:45
Trump Ancam Perpanjang Tenggat Negosiasi Dagang dengan Tiongkok
(MANDEL NGAN/AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan perpanjangan batas waktu kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok, yang awalnya jatuh pada 1 Maret 2019.

"Apabila kita sudah menuju kesepakatan, di mana kita berpikir dapat menghasilkan kesepakatan nyata. Saya bisa melihat diri saya membiarkan hal itu terjadi untuk saat ini," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

Akan tetapi, dia melanjutkan, "Secara umum, saya cenderung tidak akan melakukan itu."

Komentar Trump muncul di tengah perundingan perdagangan AS-Tiongkok putaran ketiga. Perundingan yang berlanjut di Beijing bertujuan mencegah penggandaan tarif oleh AS terhadap komoditas Tiongkok senilai US$200 miliar.

"Tiongkok ingin membuat kesepakatan dengan cara buruk. Tetapi, "segalanya berjalan baik" dalam pembicaraan," tukas Trump.

Baca juga: Demokrat-Republik Setuju Hindari Shutdown

Sejauh ini, belum ada tanggal yang disepakati untuk pertemuan Trump dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Namun, Trump berharap pertemuan terjadi pada waktu yang tepat.

Perselisihan dagang berisiko tinggi telah meningkatkan kekhawatiran global dalam beberapa bulan terakhir. AS menghantam Tiongkok dengan pengenaan tarif 25% terhadap komoditas Tiongkok lebih dari US$50 miliar.

Setelahnya, 'Negeri Paman Sam' memberlakukan tarif impor tahunan 10% atas komoditas Tiongkok senilai US$200 miliar. Tarif semua impor komoditas Tiongkok akan dinaikkan menjadi 25%, apabila tidak ada kesepakatan sampai 1 Maret mendatang.

Perekonomian Tiongkok sudah menunjukkan tanda-tanda pelambatan. Di lain sisi, konflik dagang memberikan dampak negatif terhadap kepercayaan dunia usaha AS. Sebab, tarif balasan dari Tiongkok mendorong kenaikan harga dan mengguncang pasar ekspor utama.

Strategi agresif Trump nyatanya gagal mengurangi defisit perdagangan AS dengan Tiongkok, yang semula menjadi tujuan utama.

Trump berdalih Tiongkok membayar bea masuk yang sebenarnya dibayar perusahaan asal AS ketika mengimpor komoditas. Sejumlah ekonom memandang upaya mengurangi impor, diimbangi dengan evaluasi mata uang Tiongkok. Sehingga, harga komoditas menjadi lebih murah bagi importir. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya