Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Austria tidak Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem

Willy Haryono
06/2/2019 22:22
Austria tidak Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem
(AFP)

PRESIDEN Austria Alexander Van der Bellen mengkritik relokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel, dari sebelumnya di Tel Aviv ke Yerusalem. Dia menegaskan negaranya tidak akan pernah mengikuti langkah semacam itu.
 
Pernyataan disampaikan Der Bellen dalam konferensi pers bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat.
 
"Austria sedih mengenai relokasi Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan juga soal pemangkasan bantuan dana AS ke Agensi Pengungsian Palestina (UNRWA)," kata Der Bellen, seperti disitir dari laman Middle East Monitor, Rabu 6 Februari 2019.

"Negara kami terikat dengan kebijakan Uni Eropa terkait isu Palestina," tegas dia. Der Bellen menambahkan Austria tetap beranggapan Solusi Dua Negara atau Two-State Solution adalah solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik antara Palestina dengan Israel. Ia mendorong agar solusi tersebut dicapai melalui negosiasi damai.

Baca juga: Australia Mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel
 
Pada Desember 2017, Presiden AS Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan Kedubes Washington dari Tel Aviv.
 
Sementara itu, Abbas menyerukan UE untuk mengakui status Palestina dan memainkan peranan yang lebih besar mengenai isu Yerusalem. "AS sudah tidak lagi dapat dipercaya sebagai mediator perdamaian antara Israel dengan Palestina. Ini dikarenakan AS bias terhadap Israel," sebut Abbas.
 
"Kami tidak akan pernah terlibat dalam konferensi internasional yang tidak didasarkan pada resolusi-resolusi komunitas global," lanjut dia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik