Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

The Fed Diyakini Tahan Suku Bunga Acuan

Tesa Oktiana Surbakti
30/1/2019 15:05
The Fed Diyakini Tahan Suku Bunga Acuan
(Win McNamee/Getty Images/AFP)

BANK Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga pertama tahun ini. Kemungkinan besar tingkat suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) tetap dipertahankan.

Sepanjang 2018, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali. Akan tetapi, meningkatnya kekhawatiran pelambatan ekonomi AS di tengah konflik dagang dengan Tiongkok, mendorong pejabat The Fed untuk bersabar. Mereka memberikan sinyal akan mengambil waktu pendalaman kinerja ekonomi.

Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih. 

Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, berulang kali mengguncang pasar melalui pernyataan yang dinilai terlalu optimistis. Pada tahun lalu, dia juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga acuan di masa mendatang.

Menghadapi serangan balik dari upayanya untuk berbicara terus terang, Powell kemudian mundur dari pendiriannya dan berusaha menekankan ketidakpastian mengenai prospek ekonomi. Dia menggambarkan situasi saat ini berada di ruangan gelap, sehingga memerlukan waktu untuk menemukan jalan yang tepat.

 

Baca juga: BI Pertahankan Bunga Acuan Seiring Langkah The Fed

 

Di lain sisi, sejumlah ekonom berpendapat reaksi kegelisahan pasar terbilang berlebihan. Tanda-tanda pelambatan ekonomi memberikan alasan kuat bagi The Fed untuk menyela pengetatan kebijakan moneter. 

Ekonom Joel Narroff mengatakan pernyataan The Fed yang dirilis pada 1900 GMT, Rabu (30/1), akan menggarisbawahi ketidakpastian yang diawasi dengan cermat. Termasuk, memperhatikan kondisi perekonomian Tiongkok.

"Sampai masalah ini selesai, The Fed kemungkinan akan bergerak lambat. Karena perang dagang berpotensi membawa ekonomi global dalam resesi," ucap Narroff.

Powell memiliki kesempatan lain untuk menenangkan pasar yang gelisah, saat memberikan konferensi pers pertama dari total delapan konferensi pers sepanjang tahun ini. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya