Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

BNPB: Propagasi Tsunami Masih Berlangsung di Perairan Indonesia

Ficky Ramadhan
30/7/2025 19:21
BNPB: Propagasi Tsunami Masih Berlangsung di Perairan Indonesia
Foto udara kawasan sabuk hijau pantai yang berada di antara kepadatan pemukiman penduduk di Parupuk Tabing, Padang, Sumatera Barat(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut propagasi atau perambatan gelombang laut tsunami akibat gempa M 8,7 yang terjadi wilayah pesisir timur Rusia, masih berlangsung di perairan Indonesia. Masyarakat pun diminta untuk tetap menjauhi pantai sampai peringatan dini resmi dicabut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa dalam pantauan di beberapa lokasi menunjukkan kenaikan tinggi muka air laut sekitar 40-50 cm, khususnya di kawasan Indonesia Timur.

"Propagasi tsunami masih terjadi hingga saat ini. Oleh karena itu, masyarakat harus tetap menjauhi daerah pantai untuk sementara waktu," kata Abdul dalam konferensi pers, Rabu (30/7).

Berdasarkan data milik BNPB, kenaikan permukaan air laut terjadi di Manokwari, Papua Barat dari 1,5 meter menjadi lebih dari 2 meter, dan di Sorong, Papua dari 1,6 meter menjadi di atas 2 meter.

"Berikut adalah indikasi dari front wave yng masih bergerak," ujarnya.

BNPB pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjauhi pantai sementara waktu. Selain itu, Abdul juga mengingatkan bahwa kondisi gelombang yang terlihat tenang tidak berarti situasi sudah aman

"All clear hanya ketika BMKG sudah menghentikan peringatan dini tsunami. Sebelum ada pengumuman itu, masyarakat jangan kembali ke pantai," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, pada hari Rabu, 30 Juli 2025, pukul 06.24 WIB di dekat pesisir timur Kamchatka, Rusia diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisis parameter update menunjukkan gempa bumi ini memiliki magnitudo M8,7 Episenter, gempa bumi terletak pada koordinat 52,51° LU; 160,26° BT pada kedalaman 18 km. 

"Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter-nya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas  subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka. Gempabumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault)," kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Rabu (30/7).

Berdasarkan laporan PTWC gempabumi ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam. Daryono menyebut hasil analisis BMKG, gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada (ketinggian Tsunami kurang dari 0.5m di wilayah Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Rajaampat, Biaknumfor, Supiori, Sorong bagian Utara, Jayapura, dan Sarmi.

"Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah tersebut untuk tetap tenang dan menjauhi pantai. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," ujar dia.

Adapun gempa susulan terjadi namun relatif kecil. Hingga pukul 08.30 WIB, berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya 7 aktivitas gempa bumi susulan, dengan magnitudo terbesar M 6.9 dan magnitudo terkecil M 5.4. (Fik/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya