Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Gempa Besar di Rusia Picu Tsunami, Namun Dampak Tidak Separah Dikhawatirkan

Thalatie K Yani
31/7/2025 08:50
Gempa Besar di Rusia Picu Tsunami, Namun Dampak Tidak Separah Dikhawatirkan
Gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia. Meski memicu tsunami, dampaknya lebih kecil dari perkiraan.(AFP/NOAA)

GEMPA bumi berkekuatan 8,8 magnitudo mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7), menjadi salah satu gempat terkuat dalam sejarah. Gempa ini memicu kekhawatiran akan tsunami besar di wilayah Pasifik, mengingatkan dunia pada bencana tsunami di Samudra Hindia 2004 dan Jepang 2011. Meski begitu, tsunami yang terjadi kali ini tidak sebesar yang dikhawatirkan.

Penyebab Gempa dan Tsunami

Semenanjung Kamchatka terletak di “Cincin Api Pasifik,” kawasan yang dikenal aktif secara seismik karena banyaknya gempa bumi dan gunung berapi. Gempa ini terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik Pasifik yang bergerak sekitar 8 cm per tahun dan menyusup di bawah lempeng mikro Okhotsk yang lebih ringan. 

Proses ini, yang disebut gempa megathrust, terjadi ketika tekanan yang terakumulasi selama ribuan tahun tiba-tiba terlepas dalam hitungan menit. Menurut Dr. Stephen Hicks, dosen seismologi lingkungan di University College London, gempa sebesar ini melibatkan patahan sepanjang ratusan kilometer, yang menghasilkan magnitudo tinggi. Gempa serupa pernah terjadi di wilayah ini pada 1952 dengan kekuatan 9,0 magnitudo, hanya 30 km dari lokasi gempa saat ini.

Mengapa Tsunami Tidak Separah Perkiraan?

Gempa ini memicu gelombang tsunami setinggi 4 meter di beberapa wilayah Rusia timur, jauh lebih kecil dibandingkan gelombang puluhan meter pada bencana 2004 dan 2011. Menurut Prof. Lisa McNeill dari University of Southampton, tinggi gelombang tsunami dipengaruhi bentuk dasar laut dan topografi daratan di pesisir. Selain itu, kepadatan penduduk di wilayah terdampak juga menentukan tingkat kerusakan.

USGS melaporkan gempa ini berpusat pada kedalaman 20,7 km di bawah permukaan bumi, yang dapat memperbesar perpindahan dasar laut dan memicu tsunami lebih besar. Namun, Dr. Hicks menduga kedalaman gempa mungkin lebih dalam dari perkiraan awal, yang dapat mengurangi amplitudo gelombang tsunami.

Peran Sistem Peringatan Dini

Kemajuan sistem peringatan dini turut mengurangi dampak bencana. Negara-negara di wilayah Pasifik, termasuk Rusia, memiliki pusat peringatan tsunami yang memungkinkan evakuasi cepat. Jutaan warga dievakuasi setelah peringatan dikeluarkan, berbeda dengan tsunami 2004 yang menewaskan lebih dari 230.000 orang karena kurangnya sistem peringatan.

Meski begitu, prediksi waktu gempa tetap sulit. Gempa berkekuatan 7,4 di wilayah yang sama 10 hari sebelumnya mungkin merupakan gempa pendahulu, tetapi tidak dapat memprediksi waktu pasti gempa besar. Pemantauan akan terus dilakukan karena gempa susulan diperkirakan terjadi selama sebulan ke depan, menurut Survei Geofisika Rusia.

Dampak dan Respons

Tsunami menyebabkan kerusakan terbatas, terutama di pelabuhan Severo-Kurilsk, Rusia, di mana air merendam fasilitas pengolahan ikan. Meski demikian, tidak ada laporan korban jiwa signifikan, dan dampaknya jauh lebih kecil dibandingkan bencana sebelumnya. Sistem peringatan dini dan respons cepat dari otoritas setempat berhasil mencegah kerugian yang lebih besar. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya