Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
ANAGATA Academy berkolaborasi dengan Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila menyelenggarakan Seminar dan Workshop Nasional bertajuk “Cerdas Digital, Berkarakter Pancasila”, sebagai wujud nyata dalam menjawab tantangan zaman di era revolusi industri 5.0.
Kegiatan ini disambut antusias para kader dan peserta dari berbagai provinsi, secara luring maupun daring.
Acara yang digelar di Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, Jakarta Pusat, merupakan inisiatif bersama dengan SAPMA Pemuda Pancasila yang melibatkan berbagai narasumber dari latar belakang teknologi, pendidikan, dan dan pemangku kebijakan. Tujuannya adalah membekali pemuda dengan kemampuan coding dan pemahaman Artificial Intelligence (AI) sebagai pondasi membangun masa depan digital Indonesia yang inklusif dan berdaya saing.
Dalam keterangannya hari ini,Sheila Purnomo, S.H, M.H, selaku Kepala Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Anagata Academy dalam sambutannya mengutarakan dorongan khususnya bagi para kader Sapma Pemuda Pancasila untuk siap menghadapi tantangan zaman. Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini terbuka seluas-luasnya bagi kader SAPMA yang ingin belajar teknologi dan diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit talenta digital di kalangan pemuda.
“Masa depan adalah hari ini. Jika kita sebagai pemuda tidak mempersiapkan diri dengan bekal ilmu teknologi dan digital, maka kita akan tertinggal. Kita hidup di era digital, Kemajuan teknologi bukan lagi sekadar keahlian tambahan, melainkan suatu kebutuhan.” ujarnya.
Lebih lanjut, Sheila menegaskan bahwa semangat Pancasila-terutama nilai gotong royong dan keadilan sosial, harus diwujudkan melalui akses teknologi yang merata dan bisa diakses oleh semua kalangan, termasuk oleh para pemuda.
Sekretaris Jenderal Sapma Pemuda Pancasila, Rio F Wilantara, meng apresiasi kehadiran para narasumber dan peserta, serta menekankan pentingnya peningkatan keterampilan digital di kalangan pemuda, khususnya kader SAPMA. Ia juga menyoroti peran SAPMA sebagai garda terdepan dalam membawa citra positif Pemuda Pancasila di ruang digital melalui kegiatan yang solutif dan konstruktif.
“Program ini menjadi kickoff bagi pelatihan-pelatihan lain seperti kelas digital, workshop AI, hingga animasi, yang difasilitasi oleh gedung representatif milik keluarga besar Pemuda Pancasila. Harapannya, kader SAPMA dapat meng-upgrade skill dan membawa dampak nyata di daerahnya masing-masing.” ujarnya.
Direktur Utama Anagata Sisedu Nusantara, Sigit Sutrisno, S.IP di awal paparannya menggarisbawahi bawah dari data Februari 2025, terdapat 356 juta jiwa yang merupakan pengguna aktif gadget. Data ini melampaui total populasi Indonesia dan setara dengan 125% lebih banyak individu memiliki lebih dari 1 koneksi seluler. Dan dari data tersebut, generasi mudalah yang mengisi komposisi pengguna teknologi dan internet terbesar.
Dalam kesempatannya, ia juga menekankan terkait dengan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini,
“Kami ingin memperkenalkan koding dan desain digital sebagai alat untuk berkontribusi pada kemajuan SAPMA sesuai nilai-nilai Pancasila, selain itu bagaimana kami memberikan praktek nyata untuk menunjukkan manfaat keterampilan digital anggota SAPMA dalam bidang koding dan desain sebagai wujud bela negara di era digital.”
Pada sesi seminar selanjutnya, Raden Gusti Arief Yulifard, S.Kom selaku Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta sekaligus Wakil Ketua Umum SAPMA Pemuda Pancasila menggarisbawahi bahwa hoaks dan disinformasi menciptakan framing entitas yang sebenarnya positif menjadi negatif dikarenakan hoax dan disinformasi. Ia juga menambahkan bahwa Literasi pancasila wajib menjadi kurikulum sebagai jembatan peradaban untuk generasi muda menjadi garda terdepan dalam dunia maya.
Dalam penutupnya, Raden Gusti memberi pesan bagi rekan-rekan Pemuda dan Mahasiswa untuk bersama-sama menggaungkan Literasi Digital Berbasis Pancasila. Seminar di akhiri dengan pemaparan terakhir dari M. Wafa Taftazani, B.A., M.B.A selaku Praktisi Artifisial Teknologi sekaligus Wakil Bendahara Umum SAPMA Pemuda Pancasila. Wafa membuka sesi dengan pertanyaan kritis “Apa itu AI?”. Pertanyaan tersebut membuka wawasan lebih kepada para peserta dengan fenomena AI yang banyak menggantikan Sumber Daya Manusia dalam segi pekerjaan.
“AI akan memberikan efek pengangguran masal dalam 2 - 3 tahun kedepan karena perusahaan nantinya tidak akan memerlukan karyawan jika AI dapat menyelesaikan banyak pekerjaan. Tetapi ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan agar pengangguran masal ini tidak menyebabkan pada kemiskinan massal dan kriminal massal, yakni dengan universal basic income.”
Di sesi tanya jawab, dicatat secara garis besar bagaimana peran para pemuda untuk dapat mengubah stigma pemuda apatis dan merubah stigma masyarakat daerah akan teknologi. Hal ini dijawab dengan kesimpulan bahwasannya bagaimanapun, teknologi maupun AI tidak bisa mengubah manusia seutuhnya karena manusia memiliki naluri. Dari sisi kelembagaan, perlunya kolaborasi antar pemuda untuk ruang kolaborasi dan diseminasi informasi.
Dalam penutupan Sesi Seminar, masing-masing narasumber memberikan tiga kata penutup, yakni “upgrade your value”, “belajar dari sejarah”, dan “Transformasi Si Pancasila”.
Kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Nasional AI dan UI/UX Design untuk 30 utusan SAPMA dari berbagai daerah yang dilatih secara komprehensif oleh trainer berpengalaman dari Anagata Academy.(H-2)
UNIVERSITAS Siber Asia (UNSIA) masuk sebagai 100 besar universitas terdepan dalam bidang inovasi di dunia dalam daftar The World University Rankings for Innovation (WURI) 2025.
AIOPOX telah mengimplementasikan node AI di kawasan finansial strategis di Asia Tenggara dan Eropa, serta membangun kluster komputasi paralel berdensitas tinggi.
Algoritma sama sekali bukan barang baru. Hanya saja, pemaknaannya perlu mendapatkan perspektif baru, bahkan ketika harus mengeluarkannya dari pengertian dasar yang melekat.
Kolaborasi ini juga memperluas adopsi solusi ERP cloud SAP yang dilengkapi AI, termasuk ketersediaan GROW with SAP in AWS Marketplace.
Pendanaan modal ventura di Asia Tenggara, utamanya di sektor AI, masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan pendanaan modal ventura di global.
Dunia kerja masa depan menuntut kemampuan berpikir mandiri, fleksibel, dan melek teknologi.
Di era ini dibutuhkan kemampuan 5C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, Character) yang didapatkan dari deep learning.
TAHUN ini, BPK Penabur mengadakan Penabur Kids Festival dengan 17 macam lomba yang bisa diikuti oleh siswa jenjang TK hingga SLTA di seluruh Indonesia.
Pendekatan pembelajaran berbasis eksplorasi dan proyek akan membantu anak-anak berpikir kritis dan lebih siap menghadapi masa depan.
Peneliti di Universitas Waterloo, Kanada, mengembangkan metode hemat energi yang dapat mengurangi konsumsi energi pusat data hingga 30%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved