Anagata Academy Gelar Workshop Nasional AI bersama SAPMA Pemuda Pancasila

Syarief Oebaidillah
29/7/2025 20:35
Anagata Academy Gelar  Workshop Nasional AI   bersama SAPMA Pemuda Pancasila
Ilustrasi(Dok Anagata Academy)

ANAGATA Academy berkolaborasi dengan Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila  menyelenggarakan Seminar dan Workshop Nasional bertajuk “Cerdas Digital, Berkarakter Pancasila”, sebagai wujud nyata dalam menjawab tantangan zaman di era revolusi industri 5.0. 

Kegiatan ini disambut antusias para kader dan peserta dari berbagai provinsi,  secara luring maupun daring. 

Acara yang digelar di Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, Jakarta Pusat,  merupakan inisiatif bersama dengan SAPMA Pemuda Pancasila yang melibatkan berbagai narasumber dari latar belakang teknologi, pendidikan, dan dan pemangku kebijakan. Tujuannya adalah membekali pemuda dengan kemampuan coding dan pemahaman Artificial Intelligence (AI) sebagai pondasi membangun masa depan digital Indonesia yang inklusif dan berdaya saing.

Dalam keterangannya hari ini,Sheila Purnomo, S.H, M.H, selaku Kepala Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Anagata Academy dalam sambutannya mengutarakan dorongan khususnya bagi para kader Sapma Pemuda Pancasila untuk siap menghadapi tantangan zaman.  Ia juga menekankan  bahwa kegiatan ini terbuka seluas-luasnya bagi kader SAPMA yang ingin belajar teknologi dan diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit talenta digital di kalangan pemuda.

“Masa depan adalah hari ini. Jika kita sebagai pemuda tidak mempersiapkan diri dengan bekal ilmu teknologi dan digital, maka kita akan tertinggal. Kita hidup di era digital, Kemajuan teknologi bukan lagi sekadar keahlian tambahan, melainkan suatu kebutuhan.” ujarnya.

Lebih lanjut, Sheila menegaskan bahwa semangat Pancasila-terutama nilai gotong royong dan keadilan sosial, harus diwujudkan melalui akses teknologi yang merata dan bisa diakses oleh semua kalangan, termasuk oleh para pemuda.

Sekretaris Jenderal Sapma Pemuda Pancasila, Rio F Wilantara, meng apresiasi kehadiran para narasumber dan peserta, serta menekankan pentingnya peningkatan keterampilan digital di kalangan pemuda, khususnya kader SAPMA. Ia juga menyoroti peran SAPMA sebagai garda terdepan dalam membawa citra positif Pemuda Pancasila di ruang digital melalui kegiatan yang solutif dan konstruktif.

“Program ini menjadi kickoff bagi pelatihan-pelatihan lain seperti kelas digital, workshop AI, hingga animasi, yang difasilitasi oleh gedung representatif milik keluarga besar Pemuda Pancasila. Harapannya, kader SAPMA dapat meng-upgrade skill dan membawa dampak nyata di daerahnya masing-masing.” ujarnya.

Direktur Utama Anagata Sisedu Nusantara, Sigit Sutrisno, S.IP di awal paparannya menggarisbawahi bawah dari data Februari 2025, terdapat 356 juta jiwa yang merupakan pengguna aktif gadget. Data ini melampaui total populasi Indonesia dan setara dengan 125% lebih banyak individu memiliki lebih dari 1 koneksi seluler. Dan dari data tersebut, generasi mudalah yang mengisi komposisi pengguna teknologi dan internet terbesar.

Dalam kesempatannya, ia juga menekankan terkait dengan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini, 

“Kami ingin memperkenalkan koding dan desain digital sebagai alat untuk berkontribusi pada kemajuan SAPMA sesuai nilai-nilai Pancasila, selain itu bagaimana kami memberikan praktek nyata untuk menunjukkan manfaat keterampilan digital anggota SAPMA dalam bidang koding dan desain sebagai wujud bela negara di era digital.”

Pada sesi seminar selanjutnya, Raden Gusti Arief Yulifard, S.Kom selaku Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta sekaligus Wakil Ketua Umum SAPMA Pemuda Pancasila menggarisbawahi bahwa hoaks dan disinformasi menciptakan framing entitas yang sebenarnya positif menjadi negatif dikarenakan hoax dan disinformasi. Ia juga menambahkan bahwa Literasi pancasila wajib menjadi kurikulum sebagai jembatan peradaban untuk generasi muda menjadi garda terdepan dalam dunia maya.

Literasi Digital

Dalam penutupnya, Raden Gusti memberi pesan bagi rekan-rekan Pemuda dan Mahasiswa untuk bersama-sama menggaungkan Literasi Digital Berbasis Pancasila. Seminar di akhiri dengan pemaparan terakhir dari M. Wafa Taftazani, B.A., M.B.A selaku Praktisi Artifisial Teknologi sekaligus Wakil Bendahara Umum SAPMA Pemuda Pancasila. Wafa membuka sesi dengan pertanyaan kritis “Apa itu AI?”. Pertanyaan tersebut membuka wawasan lebih kepada para peserta dengan fenomena AI yang banyak menggantikan Sumber Daya Manusia dalam segi pekerjaan.

“AI akan memberikan efek pengangguran masal dalam 2 - 3 tahun kedepan karena perusahaan nantinya tidak akan memerlukan karyawan jika AI dapat menyelesaikan banyak pekerjaan. Tetapi ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan agar pengangguran masal ini tidak menyebabkan pada kemiskinan massal dan kriminal massal, yakni dengan universal basic income.”

Di sesi tanya jawab, dicatat secara garis besar bagaimana peran para pemuda untuk dapat mengubah stigma pemuda apatis dan merubah stigma masyarakat daerah akan teknologi. Hal ini dijawab dengan kesimpulan bahwasannya bagaimanapun, teknologi maupun AI tidak bisa mengubah manusia seutuhnya karena manusia memiliki naluri. Dari sisi kelembagaan, perlunya  kolaborasi antar pemuda untuk ruang kolaborasi dan diseminasi informasi.

Dalam penutupan Sesi Seminar, masing-masing narasumber memberikan tiga kata penutup, yakni “upgrade your value”, “belajar dari sejarah”, dan “Transformasi Si Pancasila”. 

Kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Nasional AI dan UI/UX Design untuk 30 utusan SAPMA dari berbagai daerah yang dilatih secara komprehensif oleh trainer berpengalaman dari Anagata Academy.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya