Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Waspada, Pneumonia pada Anak Bisa Sebabkan Kematian

Despian Nurhidayat
17/7/2025 09:56
Waspada, Pneumonia pada Anak Bisa Sebabkan Kematian
Ilustrasi(Freepik)

PNEUMONIA pada anak merupakan salah satu kondisi serius yang perlu diwaspadai oleh orangtua karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya bahkan kematian apabila tidak segera ditangani. 

Sayangnya, gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja. 

Dilansir dari laman RS Sumber Hurip Cirebon, pneumonia adalah salah satu masalah kesehatan pada sistem pernapasan. Pneumonia pada anak terjadi ketika paru-paru anak mengalami peradangan atau infeksi. 

Kondisi ini biasanya diawali dengan infeksi pada saluran pernapasan atas, seperti hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut kemudian menuju paru-paru dan menyebabkan penumpukan cairan, sehingga mengakibatkan aliran udara di dalam paru-paru tersumbat. 

Pada kondisi ini, napas anak akan menjadi semakin berat hingga mengalami kesulitan dalam bernapas.

Sebagian besar kasus pneumonia pada anak dapat sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu dengan penanganan yang tepat. Namun, kondisi anak bisa saja memburuk jika pneumonia disertai dengan penyakit lain.

Mengutip dari IDAI, pneumonia yang menyerang anak dapat disebabkan oleh berbagai macam virus, bakteri, atau jamur. Bakteri yang paling banyak ditemukan pada kasus pneumonia adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), stafilokokus (Staphylococcus aureus), dan HiB (Haemophilus influenzae type). 

Sementara itu, beberapa virus yang dapat menyebabkan pneumonia pada si kecil adalah rhinovirus, virus influenza, dan respiratory syncytial virus (RSV). Selain itu, virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa pneumonia pada kondisi tertentu.

Salah satu alasan mengapa anak lebih rentan terkena pneumonia adalah karena sistem imun tubuh anak yang masih lemah dan belum terbentuk sempurna. 

Selain itu, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko anak terkena pneumonia adalah mengalami kelahiran prematur, kurang gizi (malnutrisi), menderita infeksi tertentu, seperti campak atau HIV, belum memperoleh vaksin pneumonia, tidak mendapatkan ASI eksklusif ketika bayi, terdapat kelainan bawaan pada organ paru-paru dan pernapasan, serta faktor lingkungan, seperti paparan asap rokok, debu, polusi udara, atau tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.

Gejala pneumonia sering kali diawali dengan infeksi saluran pernapasan atas (hidung dan tenggorokan) yang biasanya muncul 2–3 hari setelah tubuh terinfeksi. Namun, berbeda dengan pneumonia pada umumnya, beberapa gejala pneumonia yang menyerang anak dapat disertai peningkatan laju pernapasan (takipnea) dan tarikan dinding dada saat bernapas.

Gejala yang ditunjukkan oleh setiap anak penderita pneumonia juga bisa berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya. Apabila penyebabnya bakteri, maka beberapa gejala yang biasanya muncul yaitu demam, tampak sesak napas, muntah atau diare, batuk kering atau berdahak disertai lendir, kelelahan, kehilangan nafsu makan, pada kondisi lebih parah, terjadi perubahan warna bibir dan kuku membiru (sianosis).

Gejala pneumonia yang disebabkan oleh virus sebenarnya hampir mirip dengan pneumonia akibat bakteri. Namun, kemunculannya terjadi secara perlahan. 

Cara mengatasi pneumonia pada anak akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Perawatan untuk pasien pneumonia yang disebabkan oleh bakteri tentu akan berbeda dengan pasien pneumonia yang disebabkan oleh virus. 

Dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik untuk mengobati pneumonia yang terjadi akibat infeksi bakteri. Pada kondisi ringan, umumnya kondisi anak akan membaik setelah 48 jam mengonsumsi antibiotik. Penting untuk diingat bahwa obat antibiotik harus dihabiskan meskipun kondisi anak sudah membaik. Anak mungkin akan mengalami batuk selama tiga minggu setelah perawatan selesai, namun kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena akan berangsur sembuh dengan sendirinya.

Dokter juga dapat memberi obat-obatan untuk meredakan gejala yang dialami oleh si kecil. Perlu diketahui, pneumonia akibat virus biasanya tidak menimbulkan gejala berat seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Meski begitu, masa pemulihan pneumonia akibat virus biasanya membutuhkan waktu lebih lama yaitu sekitar empat minggu.

Pneumonia merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui droplet (percikan air liur). Untuk mencegah penularannya, usahakan agar anak tidak melakukan kontak langsung dengan penderita pneumonia. 

Selain itu, pneumonia pada anak juga dapat dicegah melalui beberapa upaya seperti mencukupi kebutuhan gizi anak. Berikan ASI kepada anak/bayi setidaknya selama 6 bulan pertama, dan juga cukupi kebutuhan nutrisinya selama MPASI dengan memberikan asupan buah, sayur, dan makanan bergizi lainnya.

Kemudian melengkapi imunisasi anak. Pastikan anak sudah mendapatkan vaksin pneumonia. Tak lupa juga menerapkan perilaku hidup sehat sejak dini. Biasakan anak untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum/sesudah makan, pastikan juga kebersihan rumah dan makanan yang dikonsumsi anak terjaga dengan baik. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya