Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
CUKA sari apel (ACV) sering dipuji sebagai salah satu minuman yang sangat sehat. Sebenarnya, cuka sari apel mengandung banyak manfaat seperti memperbaiki metabolisme, mengatur rasa lapar, mempercepat proses pembakaran lemak, serta mendukung kesehatan kulit dan rambut.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul. Sebagian dari kita mungkin mengabaikan potensi efek negatifnya, tetapi ini bisa sangat berbahaya dalam jangka panjang.
1. Risiko gastroparesis
Cuka sari apel dapat memberikan rasa kenyang yang baik karena membantu menekan asupan kalori, tetapi juga bisa menyebabkan gastroparesis!
Dalam kondisi ini, saraf di lambung tidak berfungsi dengan baik, sehingga menghambat pengosongan lambung. Hal ini biasa muncul pada pasien diabetes tipe 1, dan konsumsi cuka bisa memperburuk gejalanya.
2. Kerusakan gigi
Tidak mengejutkan bahwa konsumsi cuka sari apel sering dikaitkan dengan kerusakan pada gigi dan erosi enamel gigi. Anda mungkin juga akan melihat adanya perubahan warna pada gigi Anda.
Lebih lanjut, hal ini bisa merusak enamel gigi, terutama jika Anda mengonsumsi cuka dalam bentuk murni secara rutin.
3. Penurunan kadar kalium dan risiko osteoporosis
Kadar kalium yang rendah dapat menyebabkan hipokalemia. Ini disebabkan oleh konsumsi cuka sari apel yang berlebihan. Hal ini juga berpotensi mengurangi kepadatan mineral tulang sehingga membuat tulang menjadi lebih rapuh dan berisiko patah.
Oleh karena itu, individu yang memiliki osteoporosis sebaiknya menjauhi cuka sari apel sepenuhnya.
4. Risiko kulit terbakar
Anda mungkin mendengar banyak orang percaya bahwa cuka sari apel dapat menjaga kesehatan kulit. Namun, cuka sari apel juga dapat mengakibatkan kulit Anda terbakar. Ini disebabkan oleh sifat asamnya yang kuat yang dapat menjadi masalah bagi banyak orang.
5. Rasa terbakar di tenggorokan atau kerongkongan
Cuka sari apel mungkin menyebabkan sensasi terbakar di tenggorokan. Keasaman yang tinggi dari cuka dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Bahkan, tablet cuka sari apel juga berisiko menyebabkan cedera pada kerongkongan.
6. Interaksi dengan obat-obatan tertentu
Jika Anda mengonsumsi obat-obatan, hal ini bisa menjadi isu besar karena cuka sari apel dapat memperlambat proses pencernaan dan mempengaruhi efektivitas beberapa obat.
7. Masalah pencernaan yang serius
Cuka sari apel dapat membantu mengurangi rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang, tetapi juga dapat memicu masalah pencernaan. Ini dapat menyebabkan mual, kembung, muntah, nyeri perut, dan gas berlebih.
8. Penurunan kadar gula darah
Jika Anda mengalami masalah dengan kadar gula darah yang tidak terkelola, sebaiknya hindari cuka sari apel. Ini karena cuka sari apel memiliki efek antiglikemik yang dapat mengganggu keseimbangan kadar glukosa.
Segala sesuatu sebaiknya dikonsumsi dalam porsi yang moderat, termasuk cuka sari apel. (HealthShot/Z-1)
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kampanye Si Paling Megang menunjukkan komitmen dari Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan gaya hidup sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
SEJUMLAH orang menggunakan obat kumur untuk membersihkan rongga mulut hingga menyegarkan napas. Di samping itu, ternyata obat kumur bisa berbahaya bagi kesehatan.
Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa.
Dance singkat ini bukan cuma bisa membantu memperkuat sistem imun dan menjaga kesehatan paru-paru, tapi juga menjadi langkah mudah untuk hidup lebih sehat dan lebih lama.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
MiR-23a memengaruhi gen FOXO3a yang berperan penting mengatur pertumbuhan sel dan melindunginya dari kerusakan.
Risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved