Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Penderita Diabetes Berisiko Besar Kena Penyakit Jantung karena Kesepian

Despian Nurhidayat
05/7/2025 12:12
Penderita Diabetes Berisiko Besar Kena Penyakit Jantung karena Kesepian
Ilustrasi(Antara)

Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa. Penelitian baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal menunjukkan bahwa kesepian dapat menjadi salah satu faktor risiko bagi pasien diabetes untuk terkena penyakit jantung. Risiko itu bahkan melampaui gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan buruk, kurang olahraga, atau depresi.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti di Tulane University School of Medicine terhadap lebih dari 18.500 orang dewasa di Inggris berusia antara 37 hingga 73 tahun yang mengidap diabetes. Pada awal studi, tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Namun dalam rentang waktu sekitar sepuluh tahun, sekitar 3.200 dari para partisipan mengalami gangguan kardiovaskular dan tingkat kesepian paling tinggi memiliki risiko 26 persen lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan pasien diabetes yang tidak merasa kesepian.

Selain itu, isolasi sosial atau kurangnya keterlibatan sosial tanpa perasaan kesepian, tidak menunjukkan kaitan signifikan dengan risiko jantung. Artinya, merasa sendiri lebih berbahaya daripada sekadar sendiri.

Sebenarnya, hubungan antara kesepian dan penyakit jantung bukan hal baru. Sejumlah penelitian sebelumnya telah menemukan adanya kaitan tersebut pada pasien tanpa diabetes. Namun bagi penderita diabetes, risiko ini meningkat dua kali lipat karena kondisi mereka memang sudah membuat jantung lebih rentan.

Menurut profesor di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine yang juga menjadi salah satu penulis studi, Lu Qi, kualitas hubungan sosial lebih penting dari sekadar kuantitas. Ia menekankan bahwa pasien diabetes perlu memprioritaskan hubungan yang bermakna untuk menjaga kesehatan jantung mereka.

Qi juga menyarankan agar dokter umum dan spesialis mulai memasukkan evaluasi tingkat kesepian dalam konsultasi rutin pasien. Bila perlu, pasien dapat dirujuk untuk mendapatkan dukungan kesehatan mental.

“Kita tidak boleh meremehkan pentingnya kesepian terhadap kesehatan fisik dan emosional. Saya mendorong pasien diabetes yang merasa kesepian untuk bergabung dengan komunitas, mengikuti kelas, atau bertemu orang-orang yang memiliki minat yang sama,” ujarnya.

Kesepian, dalam hal ini, bukan sekadar perasaan sesaat. Ia bisa menjadi ancaman diam-diam yang menyusup ke dalam tubuh, memperparah kondisi kronis, dan mengguncang kerja jantung secara perlahan.

Pesan studi ini jelas: kesehatan sosial dan emosional adalah bagian penting dari manajemen diabetes. Jadi, bila Anda mengenal seseorang yang hidup dengan diabetes dan tampak menarik diri, mungkin sudah saatnya mengulurkan tangan, karena langkah kecil itu bisa berarti penyelamatan yang besar. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya