Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Wamen Fajar: Jangan sampai Pendidikan Kita Tergilas Kemajuan AI

Media Indonesia
28/6/2025 16:39
Wamen Fajar: Jangan sampai Pendidikan Kita Tergilas Kemajuan AI
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq.(Dok Kemendikdasmen)

WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa kemajuan teknologi menjadi hal yang tak terelakkan di dunia saat ini, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan BPMP Kepulaun Riau: Fasilitasi dan Supervisi Implementasi Program Prioritas Kemendikdasmen Periode Juni pada Rabu (25/6), di Batam, Kepulauan Riau.
 
"Kunjungan saya di berbagai di daerah semakin menegaskan betapa beragam dan berwarna-warninya wajah pendidikan kita. Lebih-lebih di era kemajuan teknologi yang begitu pesat dewasa ini, sektor pendidikan akan sangat terdampak dengan adanya artificial intelligence (AI)," paparnya.

Wamen Fajar menilai peperangan yang terjadi di Timur Tengah sejatinya juga tak bisa dilepaskan dari perang kecerdasan buatan. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa teknologi memiliki peran yang krusial sehingga muncul apa yang disebut dengan supremasi teknologi kecerdasan buatan.

"Kita sedang menghadapi suatu problem di tengah maraknya perkembangan AI. Apabila kemampuan literasi dan numerasi kita rendah, ini menjadi pekerjaan rumah sekaligus persoalan besar. Oleh karena itu, diperlukan kerja-kerja besar dari otak-otak besar agar mampu melahirkan terobosan hebat di tengah perubahan zaman yang melaju cepat."

"Kalau tidak segera menyikapi perkembangan dunia digital di dunia pendidikan, kita akan tergilas oleh kemajuan teknologi," sambungnya.

Menurutnya, sebagai wujud tanggung jawab terhadap tantangan pendidikan Indonesia yang makin kompleks, Kemendikdasmen menginisiasi pelajaran koding dan AI yang akan mulai diterapkan di tahun ajaran 2025-2026 ini.

"Pembelajaran koding dan AI dimaksudkan untuk memberikan dampak positif kepada peserta didik di tengah keadaban digital kita yang rendah. Lebih dari itu, kedua pembelajaran tersebut juga diharapkan mampu mematangkan peserta didik dalam pemanfaatan teknologi yang lebih tepat guna serta mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai tanggung jawab etis," terang Wamen Fajar.

Berkenaan dengan pelajaran koding dan kecerdasan buatan ini, Wamen Fajar mengutarakan bahwa hal itu menjadi bagian tak terpisahkan dari pembelajaran mendalam atau deep learning sebagaimana kebijakan Kemendikdasmen di bawah kepemimpinan Menteri Abdul Mu'ti.

"Penting ditegaskan bahwa pembelajaran mendalam itu bukan kurikulum baru, melainkan strategi atau metode pendekatan pembelajaran. Seperti yang sering disampaikan Pak Menteri Abdul Mu'ti, pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang menekankan pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran sehingga proses belajar tidak hanya terpaku pada kuantitas, melainkan kontekstual dan bermakna serta menggembirakan yang tujuannya mengikis kesenjangan kualitas pendidikan yang ada," tegasnya. 

Wamen Fajar mengajak masyarakat khususnya para pemangku pendidikan untuk senantiasa menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap peserta didik. Sebab, kata Fajar, semakin anak-anak peserta didik lebih mempercayai AI, hal itu menjadi penanda bahwa mereka telah kehilangan kemandirian dan kekritisan. 

"Daya kritis perlu terus ditumbuhkan kepada anak didik dan tanpa mengesampingkan pembangunan karakter. Pendidikan dasarnya adalah membangun karakter anak. Dalam membangun karakter di era kecanggihan teknologi, para peserta didik juga perlu diajarkan tentang keadaban digital."

"Pendidikan bukan sekadar menjadikan anak menjadi seseorang yang cerdas. Lebih dari itu, pendidikan yang berkarakter punya tujuan membentuk jiwa manusia yang peka terhadap kemanusiaan. Pendidikan menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya. Pendidikan inklusif dan berkeadilan semacam inilah yang tidak dimiliki oleh AI," imbuhnya.

Wamen Fajar mengungkapkan bahwa Kemendikdasmen telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan konteks kekinian dan masa depan. Berbagai kebijakan tersebut akan berdampak signifikan dengan partisipasi semesta dari semua pihak, yakni para pemangku kebijakan pendidikan di semua level, baik itu pemerintah daerah (pemda), pemerintah kota (pemkot), dan pemerintah provinsi (pemprov). 

"Semua butuh kearifan dalam berkolabarasi dengan warna-warni yang ada di daerah," tutupnya. (RO/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya