Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
Gaya hidup modern dan pola makan tidak sehat membuat penyakit maag kini tak lagi identik dengan orang tua. Semakin banyak anak muda yang mengalami gangguan lambung, bahkan hingga tahap maag kronis. Para ahli menyebut, pola makan yang keliru jadi penyebab utamanya.
Menurut dr. Liza Nirmala, spesialis penyakit dalam, maag kronis pada usia muda kerap dipicu oleh kebiasaan makan yang dianggap sepele, tapi berdampak besar dalam jangka panjang.
“Banyak anak muda mengeluh maag kambuh terus, padahal penyebabnya ada di kebiasaan makan sehari-hari. Kalau dibiarkan, ini bisa merusak lapisan lambung secara permanen,” jelasnya.
Kerap menunda makan membuat asam lambung menumpuk dan menyerang dinding lambung. Inilah penyebab utama perih dan nyeri ulu hati yang berulang.
Cabai, cuka, jeruk, dan makanan bercita rasa tajam lainnya dapat memicu iritasi pada lambung. Konsumsi terus-menerus tanpa jeda bisa merusak lapisan pelindung lambung.
Kopi dan teh memiliki kandungan yang merangsang produksi asam lambung. Bila dikonsumsi sebelum makan pagi atau saat perut kosong, risiko kambuhnya maag meningkat tajam.
Tidur dalam posisi terlentang setelah makan malam menyebabkan makanan sulit dicerna dan asam lambung mudah naik ke kerongkongan, menyebabkan refluks dan nyeri.
Makan cepat tanpa mengunyah makanan dengan baik membuat beban kerja lambung meningkat. Kondisi ini dapat menghambat laju pencernaan dan meningkatkan beban kerja pada lambung.
Menghindari lima pola makan di atas sangat penting bagi generasi muda yang ingin hidup sehat dan produktif. Selain itu, menjaga jam makan teratur, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta mengurangi stres juga menjadi bagian dari pencegahan maag. Dengan mengenali dan menghindari kebiasaan makan yang salah, generasi muda bisa terhindar dari gangguan pencernaan dan menikmati hidup yang lebih berkualitas.
(allodokter/Z-2)
Pola makan mencerminkan gaya hidup dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada Pratiwi Dinia Sari mengatakan menjaga keseimbangan pola makan sehat dan menerapkan gaya hidup sehat bisa dilakukan selama liburan.
Studi isotop seng ungkap megalodon bukan hanya pemangsa paus, tapi pemakan oportunistik dengan pola makan beragam untuk penuhi kebutuhan energinya.
Jika selama ini anak-anak sering diberi asupan makanan yang tinggi gula, tinggi karbohidrat, dan rendah protein, rendah lemak, itu yang memicu terjadinya reaksi peradangan,
Enggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved