Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DELAPAN anak mengalami keracunan makanan parah sejak 12 Juni setelah mengonsumsi produk daging dari dua bisnis di kota utara Saint-Quentin, Prancis. Dilansir dari CBS, lima dari mereka terjangkit penyakit bawaan makanan langka yang disebut sindrom uremik hemolitik (HUS), akibat keracunan daging. Akibatnya, seorang gadis berusia 12 tahun yang meninggal.
HUS dalam kebanyakan kasus terjadi setelah seseorang menelan bakteri E.coli, yang umumnya ditemukan di usus manusia dan hewan berdarah panas. HUS dapat menyebabkan gagal ginjal, masalah kesehatan permanen, dan bahkan kematian.
Dikutip dari Mayo Clinic, gejala keracunan makanan seperti daging sering kali meliputi sakit perut, diare, dan muntah. Gejala biasanya mulai muncul dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah mengonsumsi makanan.
Kebanyakan orang mengalami penyakit ringan dan membaik tanpa pengobatan. Namun terkadang keracunan makanan menyebabkan penyakit parah atau komplikasi.
Beberapa kasus yang jarang juga dapat memengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan penyakit parah. Gejalanya meliputi penglihatan kabur, sakit kepala, kehilangan gerakan pada anggota tubuh, masalah menelan, kesemutan atau mati rasa pada kulit, kelemahan, dan perubahan suara.
Banyak kuman atau hal berbahaya yang disebut kontaminan dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Makanan dapat terkontaminasi dengan salah satu dari penyebab berikut.
Bakteri
Virus
Parasit yang dapat hidup di usus
Racun, juga disebut toksin
Bakteri yang membawa atau menghasilkan toksin
Jamur yang menghasilkan toksin
1. Jangan makan daging atau ikan mentah atau setengah matang.
Gunakan termometer daging untuk memastikan daging cukup matang. Masak daging dan ikan utuh hingga suhu minimal 145 F (63 C) dan diamkan setidaknya tiga menit. Masak daging giling hingga suhu minimal 160 F (71 C). Masak unggas utuh dan giling hingga suhu minimal 165 F (74 C).
2. Simpan sisa makanan di lemari es atau bekukan
Taruh sisa makanan dalam wadah tertutup di lemari es setelah makan. Sisa makanan dapat disimpan selama 3 hingga 4 hari di lemari es. Jika Anda tidak akan menghabiskannya dalam waktu empat hari, bekukan segera.
3. Masak sisa makanan dengan aman
Anda dapat mencairkan makanan beku dengan aman dengan tiga cara. Anda dapat memanaskannya dalam microwave. Anda dapat memindahkannya ke lemari es untuk dicairkan semalaman. Atau Anda dapat menaruh makanan beku dalam wadah antibocor dan menaruhnya di air dingin di atas meja. Panaskan kembali sisa makanan hingga suhu internal mencapai 165 derajat Fahrenheit (74 derajat Celsius).
4. Buang jika ragu
Jika Anda tidak yakin apakah makanan telah disiapkan, disajikan, atau disimpan dengan aman, buang saja. Meskipun makanan tersebut tampak dan berbau baik, makanan tersebut mungkin tidak aman untuk dimakan.
5. Buang makanan berjamur
Buang semua makanan panggang yang berjamur. Buang buah dan sayuran lunak yang berjamur, seperti tomat, beri, atau persik. Dan buang semua kacang atau produk kacang yang berjamur. Anda dapat menghilangkan jamur dari makanan keras dengan kadar air rendah, seperti wortel, paprika, dan keju keras. Potong setidaknya 1 inci (2,5 centimeter) di sekitar bagian makanan yang berjamur. (H-3)
Keracunan daging biasanya disebabkan oleh bakteri seperti Salmonella, E. coli, Clostridium, atau racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Untuk penyimpanan di kulkas, Tuti menyarankan agar daging disimpan beku di freezer dan dikemas sesuai dengan porsi kebutuhan sajian.
Secara fisik, daging dari berbagai jenis hewan ternak ini memang memiliki perbedaan yang dapat dikenali langsung.
Daging kerbau kerap kali dianggap keras dan sulit diolah. Padahal dengan teknik yang tepat, bahan pangan ini bisa menjadi sajian empuk dan lezat.
Saat Idul Adha, Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, kompak menunaikan ibadah kurban dengan menyembelih hewan ternak pada tanggal 10 Zulhijah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved