Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Lelah Setelah Kerja? Mungkin Bukan Cuma Kurang Istirahat, Tapi Ini!

Muhammad Ghifari A
17/6/2025 06:00
Lelah Setelah Kerja? Mungkin Bukan Cuma Kurang Istirahat, Tapi Ini!
Kelelahan saat bekerja(Freepik)

DALAM era kerja cepat dan tuntutan multitasking, kelelahan setelah jam kerja bukan lagi hal aneh—terutama bagi generasi milenial dan Gen Z. Namun, benarkah istirahat saja cukup untuk memulihkan energi?

Faktanya, dokter menyarankan hal yang sebaliknya: aktivitas fisik dan sosial setelah kerja justru penting untuk menurunkan stres dan memperbaiki kualitas tidur. Tapi apa daya, banyak orang merasa kehabisan tenaga bahkan untuk sekadar jalan santai atau nongkrong bersama teman.

Masalah Utama: Kurangnya Mikronutrien

Menurut dr. Michael Reo, kelelahan kronis sering kali bukan karena kerja terlalu berat, tapi karena tubuh kekurangan "bahan bakar" mikronutrien. “Sayur dan buah kita minim banget,” tegasnya. Padahal, WHO menyarankan konsumsi minimal lima porsi per hari.

Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan hanya 3,3% masyarakat yang memenuhi anjuran ini. Padahal vitamin dan mineral dari sayur-buah adalah komponen vital dalam produksi energi—terutama saat hati memetabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

Suplementasi: Bukan Gaya Hidup, Tapi Kebutuhan

Jika asupan nutrisi harian jauh dari cukup, maka suplementasi bukan lagi pilihan gaya hidup, tapi kebutuhan fisiologis. “Kita butuh energi untuk hidup, bukan cuma bertahan,” jelas Michael. Dan di sinilah peran multivitamin dan suplemen menjadi relevan, terutama bagi mereka yang ingin tetap aktif setelah kerja.

Kampanye seperti "Level Up After Work, Level Up Yourself" dari Enervon menangkap kebutuhan ini: dorongan untuk tetap fit, produktif, dan "ikut tren" meski tenaga sudah terkuras seharian.

Tren Positif, Meski Motivasinya FOMO

Devina Mahendriyani, founder Grow.inc, menyambut baik tren ini. “Entah karena FOMO atau bukan, yang penting banyak orang mulai peduli pada keseimbangan hidup,” ujarnya.

Artinya, meski motivasinya berasal dari tren atau tekanan sosial, efeknya tetap positif: tubuh lebih sehat, energi lebih stabil, tidur lebih nyenyak, dan kesehatan mental ikut membaik.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik