Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
JAM kerja yang panjang menjadi fenomena umum di banyak negara, termasuk Indonesia. Bekerja keras seringkali dianggap sebagai nilai positif, namun penelitian terbaru menunjukkan jam kerja yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan mengurangi usia harapan hidup.
Sebuah studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menemukan fakta yang mengkhawatirkan. Penelitian tersebut menunjukkan individu yang bekerja lebih dari 54 jam per minggu memiliki risiko stroke 35% lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik 17% lebih tinggi, dibandingkan mereka yang bekerja dalam rentang waktu normal (35-40 jam per minggu).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan jam kerja panjang menjadi begitu berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah stres kronis. Beban kerja yang berlebihan dapat memicu stres berkepanjangan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Selain itu, kurang tidur akibat mengejar deadline juga menjadi masalah serius. Kurang tidur dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme dan kemampuan berpikir.
Selain risiko penyakit jantung dan stroke, jam kerja panjang juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. Kurangnya waktu untuk berolahraga dan pola makan yang tidak sehat akibat kesibukan kerja dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah orang yang bekerja berjam-jam terus meningkat secara global. Ini membuat semakin banyak orang terpapar risiko kecacatan terkait pekerjaan dan kematian dini. Studi ini memperkirakan sekitar 750.000 kematian setiap tahunnya dikaitkan dengan bekerja berlebihan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Individu perlu belajar menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi, perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan fleksibel, serta pemerintah perlu membuat kebijakan yang melindungi pekerja dari eksploitasi dan mendorong keseimbangan kerja-kehidupan.
Jam kerja panjang adalah masalah serius yang berdampak pada kesehatan dan usia harapan hidup. Untuk hidup lebih sehat dan produktif, kita perlu mengubah cara kita bekerja dan memberikan prioritas pada kesejahteraan. Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kita dapat mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
Kesadaran tentang bahaya jam kerja panjang perlu terus disosialisasikan. Kampanye kesehatan di tempat kerja, edukasi mengenai pentingnya keseimbangan kerja-kehidupan, serta dukungan dari keluarga dan komunitas dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah ini. (Berbagai sumber/Z-3)
Gangguan irama jantung dapat menyebabkan stoke jika ada penyempitan pada pembuluh darah di bagian otak.
BEFAST merupakan singkatan dari Balance, Eyes, Face, Arms, Speech, dan Time, yang menjadi indikator-indikator penting dari stroke.
Kapasitas penanganan intervensi (bedah dan nonbedah) saat ini hanya mampu menangani 7.500 kasus/tahun. Artinya, puluhan ribu anak tidak tertangani optimal setiap tahunnya.
Code Stroke merupakan sistem yang dirancang untuk memastikan penanganan segera terhadap pasien yang dicurigai mengalami stroke.
Salah satu fenomena yang cukup sering dilaporkan adalah wake-up stroke atau stroke setelah bangun tidur, dengan gejalanya baru disadari saat seseorang membuka mata di pagi hari.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah bisa diam-diam memicu penyumbatan arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved