Milad ke-22 UMMI, Wamen Fajar: Menyalakan Risalah Islam Berkemajuan

Media Indonesia
13/6/2025 12:36
Milad ke-22 UMMI, Wamen Fajar: Menyalakan Risalah Islam Berkemajuan
WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq.(Dok. Kemendikdasmen)

WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq mengatakan, kampus yang berkemajuan ialah kampus yang mampu memberikan dampak bagi masyarakat lokal di sekitarnya dan juga kemanusiaan universal.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kampus-kampus, lebih-lebih yang di bawah naungan Muhammadiyah mesti memaknai sekaligus mengamalkan spirit Islam Transformatif ala Moeslim Abdurrahman maupun Islam Profetik-nya Kuntowijoyo, serta menjadi garda terdepan dalam menggelorakan Risalah Islam Berkemajuan Muhammadiyah.

Hal itu disampaikan Fajar saat mengisi orasi ilmiah di Sidang Terbuka Senat Akademik dalam rangka upacara Milad Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang ke-22, Jumat, (13/6).

Dalam orasinya, Fajar menilai bahwa UMMI tidak hanya mengalami kemajuan dan unggul secara institusi, melainkan juga mampu memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar.

“Kampus harus menjadi kaki gerakan risalah ihyaul tajdid wal ijtihad, yakni sebagai tempat yang menghidupkan pembaruan dan ijtihad. Karakter ini harus menyala di kampus UMMI,” tutur Fajar.

Wamen Fajar yang juga merupakan BPH UMMI turut menyoroti perkembangan dewasa ini di mana kampus dihadapkan pada tantangan di tengah semaraknya kecerdasan buatan. Di antara tantangan itu, sambungnya, ialah terkait dengan cara atau metode belajar dan mengajar.

“Pengajaran itu bukan semata-mata hanya pengajaran reguler di perguruan tinggi, tetapi yang terpenting dari itu ialah semangat riset, semangat mencari kebenaran. Kampus sejatinya menjadi tempat dan tradisi untuk terus-menerus mencari kebenaran,” bebernya.

“Dicari terus-menerus dan dengan itu pengetahuan baru akan tumbuh serta harus ditumbuhkan. Selain itu juga jangan lupa untuk membentuk karakter generasi muda. Kalau tidak ada semangat semacam ini, kampus akan tergilas oleh kecerdasan buatan,” sambung Fajar.

Kedepankan Kejujuran ilmiah

Bagi Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Startegis Muhammadiyah ini, kampus harus mengedepankan kejujuran ilmiah. Selain itu juga sangat penting untuk membangun budaya pemikiran nan kritis. Ia menyatakan bahwa terdapat kesinambungan pemikiran antara Dikdasmen dan Dikti  terutama berkenaan dengan tujuan pendidikan tinggi.

“Api perguruan tinggi itu banyak lahir dari tradisi keagamaan yang kuat. Karena itu, UMMI unggul dan Islami. Yaitu, Islam dalam konteks Risalah Berkemajuan sebagaimana yang digelorakan Muhammadiyah dengan senantiasa menghidupkan budaya tajdid dan ijtihad terutama melalui kampus-kampus. Jangan sampai UMMI menjadi kampus yang dingin, yang hanya besar secara fisik berupa bangunan saja, namun beku dalam pemikiran dan gerakan keumatan,” tegasnya.

“Saya berharap UMMI menjembatani pengetahuan yang membumi sehingga sampai ke masyarakat, khususnya masyarakat Sukabumi. Dan ini perlu kolaborasi lintas sektor, yang melibatkan antara pemerintah daerah dan tokoh masyarakat,” ungkapnya.

Fajar juga mendorong UMMI agar tampil sebagai perwujudan kampus yang berdampak. Yakni, kampus yeng memberikan pelayanan pendidikan dan penyuluhan yang prima serta mencerahkan masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, budaya, ras, adat, dan warna kulit.

“UMMI harus mampu menerangi warga, menerangi bangsa sesuai dengan tema milad ‘Transformasi Pendidikan untuk Akselerasi Inovasi dan Reputasi Bangsa’ tanpa membeda-bedakan,“ ujarnya.

Fajar mengingatkan bahwasannya filosofi pendidikan Muhammadiyah itu adalah filosofi matahari, yang menyinari semua. Dalam terma keislamaan, hal itu kita kenal dengan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.


(H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya