Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala dan Leher (THT KL) Rumah Sakit Universitas Indonesia Fikri Mirza Putranto mengatakan kebiasaan mendengarkan suara dengan volume keras menggunakan listening device atau earphone dalam waktu lama dan berulang bisa mengganggu komunikasi sehari-hari yang disebut cedera bising.
"Gejala awal kalau misalnya cedera akibat bising itu bisa berdenging, rasa kemeng atau muffled hearing, jadi kayak ketutup, pressure, jadi kayak ketekan, yang pada kondisi lebih lanjut adalah kesulitan berkomunikasi," kata Fikri, Kamis (12/6).
Fikri menjelaskan, cedera bising terbagi menjadi dua yaitu terjadi segera seperti mendengar suara ledakan atau latihan menembak tanpa pelindung telinga, dan cedera bising kronik atau lama yang biasanya akibat pekerjaan atau sesuatu yang disukai (leisure).
Cedera bising kronik yang berlangsung lama biasanya karena penggunaan listening device untuk mendengarkan musik dengan volume kencang lebih dari 60% selama berjam-jam.
Fikri mengatakan cedera bising kronik biasanya terjadi pada usia remaja dan dewasa. Adapun gejala awal yang sering diabaikan adalah telinga berdenging atau tinitus yang menetap, atau nyeri pascapenggunaan listening device.
Lama kelamaan, cedera ini bisa mengganggu komunikasi di tempat ramai seperti kelas karena telinga tidak bisa lagi mem-filter suara dan bising.
"Jadi mestinya telinga kita tuh punya mekanisme filter memisahkan suara sama bising, kemampuan ini hilang. Akibatnya otaknya yang harus kerja lebih keras untuk memilah bunyi dibandingkan dengan yang ada di lingkungannya," katanya.
Jika ini sering terjadi, akan ada gangguan akademik, gangguan konsentrasi dan kemampuan komunikasi dua arah atau berkelompok akan sulit.
Fikri juga mengatakan cedera bising kronik dari usia mudah akan mempercepat proses penuaan pada jalur pendengaran yang umumnya baru terdeteksi di usia 40 tahun ke atas.
Fikri mengatakan cedera bising tidak bisa dikembalikan namun bisa dicegah agar terhindar dari cacat pendengaran yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
Cara yang bisa dilakukan di antaranya mendengar dengan volume 60% selama 60 menit, istirahat lima menit setelah pemakaian satu jam dan gunakan hearing device dengan fitur noise cancelation. (Ant/Z-1)
Alat dengar yang digunakan sehari-hari disarankan yang memiliki noise cancelling untuk meredam suara bising dari luar.
SALAH satu organ yang harus dijinakkan ialah pendengaran. Memuasakan telinga atau pendengaran sangat dianjurkan oleh para salikin atau sufi.
Alat bantu dengar ini ditanam atau dimasukkan ke dalam koklea atau rumah siput melalui prosedur operasi, sehingga dapat langsung merangsang syaraf pendengaran.
Orangtua bisa memeriksakan bayi ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan sebelum berusia satu bulan untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran pada anak sering kali tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya tidak disadari oleh orangtua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved