Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
JERAWAT merupakan masalah kulit yang umum namun kompleks. Selama bertahun-tahun, terapi antibiotik menjadi andalan utama untuk menangani kasus sedang hingga berat.
Namun, meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi tantangan besar dalam pengobatan jerawat. PT. Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) menegaskan pentingnya pendekatan alternatif yang tidak hanya menargetkan bakteri penyebab, tetapi juga memperbaiki keseimbangan mikrobioma tubuh.
Bekerja sama dengan Apoteker. Ida Ayu Manik Partha Sutema, ProSTEM melakukan penelitian yang mengkaji peran mikrobioma, probiotik, dan sekretom sebagai terapi komplementer untuk mengatasi jerawat secara menyeluruh dan berkelanjutan.
"ProSTEM memandang bahwa pengobatan jerawat harus berkembang dari pendekatan simptomatis menuju solusi berbasis regulasi sistemik melalui keseimbangan mikrobioma," ujar Direktur Utama ProSTEM Cynthia Retna Sartika.
“Kami mendorong pemanfaatan terapi berbasis probiotik dan sekretom sebagai langkah ilmiah yang potensial dan lebih berkelanjutan,” lanjutnya.
Penelitian terkini yang dilakukan ProSTEM menunjukkan bahwa ketidakseimbangan mikrobiota, baik di kulit maupun usus, dapat memicu peradangan sistemik yang memperparah jerawat.
Dalam konteks ini, probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium berperan menyeimbangkan mikrobiota, menghambat bakteri patogen, dan memodulasi respons imun tubuh.
ProSTEM mengembangkan formulasi probiotik yang difokuskan untuk:
Di samping probiotik, sekretom — komponen bioaktif yang dihasilkan sel — terbukti mampu menekan jalur inflamasi seperti STAT3, TLR4, dan NFκB.
Penelitian yang didukung oleh ProSTEM menunjukkan bahwa sekretom dapat mempercepat penyembuhan jerawat dengan:
Dengan pendekatan integratif ini, ProSTEM berharap dapat membuka jalan baru dalam pengobatan jerawat, terutama bagi pasien yang mengalami resistensi antibiotik atau ingin menghindari efek samping dari terapi konvensional. (Z-1)
Tim peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan, yakni Shana Gofferdi yang berasal dari Occidental College, mencatat bahwa laba-labat laut tidak hanya mampu bertahan hidup saja
Setelah satu dekade misteri, ilmuwan mengungkap bakteri Vibrio pectenicida sebagai penyebab sea star wasting disease di Pantai Barat Amerika Utara.
Jangan buru-buru injak kecoa! Temukan 6 alasan ilmiah mengapa membunuh kecoa hingga hancur berbahaya dan cara aman membasminya di rumah.
Apabila keringat berlebih dari aktivitas tersebut bertemu dengan bakteri di ketiak, maka muncullah bau ketiak.
Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih yang memiliki aktivitas mereduksi N2O tinggi dapat menurunkan emisi N2O di lahan sawah.
Tim ilmuwan Tiongkok berhasil mengidentifikasi spesies bakteri baru yang belum pernah ditemukan di Bumi. Mikroorganisme ini terdeteksi di dalam Stasiun Luar Angkasa Tiangong
Bekas ini terbentuk akibat proses peradangan dan penyembuhan kulit yang tidak sempurna setelah jerawat meradang, pecah, atau dipencet.
Sebaiknya menghindari produk perawatan kulit yang menawarkan hasil instan saat berusaha mengatasi masalah jerawat.
Penggunaan skincare saja tidak cukup mencegah dan mengatasi sejumlah permasalahan kulit seperti bekas jerawat, penuaan dini, hiperpigmentasi, dan lainnya.
Jerawat muncul akibat berbagai faktor yang mempengaruhi kulit, terutama produksi minyak berlebih dan penyumbatan pori-pori.
Apabila didiamkan saja tanpa ada pengobatan, jerawat akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tidak percaya diri, bahkan akan menimbulkan rasa nyeri apabila tidak sengaja tersentuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved