Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

ECDI dan Indikator Stunting Memiliki Irisan Tapi tidak Identik

Despian Nurhidayat
15/5/2025 17:44
ECDI dan Indikator Stunting Memiliki Irisan Tapi tidak Identik
Ilustrasi(FREEPIK.COM)

Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. R. Mahesa Suryanagara mengatakan bahwa Indeks Perkembangan Anak Usia Dini atau Early Childhood Development Index (ECDI) dan indikator stunting memiliki irisan, namun tidak identik. 

“Stunting secara teknis mengukur pertumbuhan linier anak berdasarkan tinggi badan menurut usia, yang menjadi indikator utama kekurangan gizi kronis.  Sedangkan ECDI adalah ukuran yang lebih luas dan menyeluruh, mencakup dimensi fisik, kognitif, sosial-emosional, hingga kesiapan belajar anak usia dini. Jadi, meskipun stunting dapat mempengaruhi capaian ECDI, indikator ECDI tidak dapat disamakan sebagai representasi stunting semata,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (15/5). 

Lebih lanjut, dr. Mahesa menambahkan bahwa menggunakan ECDI sebetulnya juga tidak serta-merta mengaburkan capaian pengentasan stunting, namun justru dapat memperkuat pemahaman tentang kualitas tumbuh kembang anak secara holistik. 

“Namun, memang perlu kehati-hatian dalam komunikasi publik dan pengambilan kebijakan agar tidak terjadi substitusi antara indikator. ECDI dan stunting harus dilihat sebagai dua alat ukur yang saling melengkapi, stunting mengindikasikan dimensi fisik akibat kekurangan gizi, sedangkan ECDI mengukur hasil akhir dari investasi multisektor pada anak,” tegas dr. Mahesa. 

Menurutnya, masalah stunting belum mudah diselesaikan karena merupakan permasalahan struktural yang melibatkan aspek kesehatan, gizi, ekonomi, sanitasi, hingga budaya. 

Data prevalensi stunting Indonesia dikatakan memang masih jauh dari target RPJMN 2024 sebesar 14%. Ini menunjukkan bahwa intervensi teknis saja tidak cukup tanpa perbaikan struktural dalam layanan dasar dan perlindungan sosial yang berkelanjutan.

“Solusi jangka panjang menurut saya menuntut pendekatan lintas sektor, dimulai dari masa remaja, kehamilan, hingga 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Edukasi gizi, sanitasi layak, peningkatan literasi ibu, dan layanan kesehatan primer yang tangguh. Di sinilah pentingnya mempertahankan kedua indikator yaitu ECDI dan stunting agar kita tidak hanya mengejar tinggi badan anak, tetapi juga memastikan masa depan mereka berkembang secara utuh yaitu fisik, mental, dan sosial,” tandasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya