Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. R. Mahesa Suryanagara mengatakan bahwa Indeks Perkembangan Anak Usia Dini atau Early Childhood Development Index (ECDI) dan indikator stunting memiliki irisan, namun tidak identik.
“Stunting secara teknis mengukur pertumbuhan linier anak berdasarkan tinggi badan menurut usia, yang menjadi indikator utama kekurangan gizi kronis. Sedangkan ECDI adalah ukuran yang lebih luas dan menyeluruh, mencakup dimensi fisik, kognitif, sosial-emosional, hingga kesiapan belajar anak usia dini. Jadi, meskipun stunting dapat mempengaruhi capaian ECDI, indikator ECDI tidak dapat disamakan sebagai representasi stunting semata,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (15/5).
Lebih lanjut, dr. Mahesa menambahkan bahwa menggunakan ECDI sebetulnya juga tidak serta-merta mengaburkan capaian pengentasan stunting, namun justru dapat memperkuat pemahaman tentang kualitas tumbuh kembang anak secara holistik.
“Namun, memang perlu kehati-hatian dalam komunikasi publik dan pengambilan kebijakan agar tidak terjadi substitusi antara indikator. ECDI dan stunting harus dilihat sebagai dua alat ukur yang saling melengkapi, stunting mengindikasikan dimensi fisik akibat kekurangan gizi, sedangkan ECDI mengukur hasil akhir dari investasi multisektor pada anak,” tegas dr. Mahesa.
Menurutnya, masalah stunting belum mudah diselesaikan karena merupakan permasalahan struktural yang melibatkan aspek kesehatan, gizi, ekonomi, sanitasi, hingga budaya.
Data prevalensi stunting Indonesia dikatakan memang masih jauh dari target RPJMN 2024 sebesar 14%. Ini menunjukkan bahwa intervensi teknis saja tidak cukup tanpa perbaikan struktural dalam layanan dasar dan perlindungan sosial yang berkelanjutan.
“Solusi jangka panjang menurut saya menuntut pendekatan lintas sektor, dimulai dari masa remaja, kehamilan, hingga 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Edukasi gizi, sanitasi layak, peningkatan literasi ibu, dan layanan kesehatan primer yang tangguh. Di sinilah pentingnya mempertahankan kedua indikator yaitu ECDI dan stunting agar kita tidak hanya mengejar tinggi badan anak, tetapi juga memastikan masa depan mereka berkembang secara utuh yaitu fisik, mental, dan sosial,” tandasnya. (H-1)
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah menegaskan, penanganan stunting harus maksimal. Bila tidak, berdampak pada masa depan sumber daya manusia (SDM).
Sumedang telah melaksanakan delapan aksi konvergensi selama 2024 untuk menekan angka stunting.
PERUM Bulog melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2025 kembali mengarahkan fokusnya pada tiga bidang prioritas.
. Salah satu upaya pencegahan dan menekan angka kasus stunting dengan dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap balita.
Posyandu bersama tenaga kesehatan di garis depan memegang peran krusial dalam memberikan edukasi Makanan Pendamping ASI
Masalah gizi buruk, stunting, anemia pada ibu hamil, serta tingginya angka penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes menjadi pemandangan yang tak kunjung sirna
Figur ibu sering menjadi sorotan utama dalam pengasuhan anak. Namun, peran ayah yang tidak optimal—atau bahkan absen—justru bisa menimbulkan dampak serius pada perkembangan anak.
ASUPAN protein hewani merupakan hal yang tidak boleh disepelekan dalam mendukung pertumbuhan anak. Kandungan asam amino lengkap di protein hewani tak bisa digantikan.
Studi AASH mengadopsi pendekatan holistik yang fokus pada pendekatan anak secara menyeluruh.
Susu kambing kaya akan protein yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan pesat remaja. Selain itu, kandungan prebiotiknya menyehatkan sistem pencernaan.
Ingin si kecil tumbuh tinggi? Pastikan ia mendapat asupan nutrisi yang lengkap, cukup tidur, dan aktif bergerak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved